Sapi Brahman adalah sapi yang berasal dari India yang merupakan keturunan dari sapi Zebu (Bos Indicus). Bangsa sapi Brahman merupakan sapi hasil persilangan dari tiga bangsa Zebu, yaitu Guzaret, Nellore dan Gyr. Bangsa sapi Brahman mengandung 60% darah Guzaret, 20% darah Nellore san 20% darah Gyr (Minish dan Fox 1979). Bangsa sapi Brahman menurut Blakely dan Bade (1992) mempunyai susunan klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum : Chordata, Sub-phylum : Vertebrata, Class : Mamalia, Sub-Class : Eutheria, Ordo : Artiodactyla, Sub-ordo : Ruminantia, Infra-Ordo : Pecora, Family : Bovidae, Genus : Bos, Group : Taurinae, Species : Bos indicus.
Ciri-ciri sapi Brahman mempunyai punuk besar, bertanduk, telinga besar dan gelambir yang memanjang berlipat-lipat dari kepala ke dada. Sapi Brahman selama berabad-abad menerima kondisi kekurangan pakan, serangan serangga, parasit, penyakit dan iklim yang ekstrim (Turner, 1981).
Karakteristik Sapi Brahman berukuran sedang dengan berat jantan dewasa antara 800 s/d 1100 kg, sedang betina 500-700 kg. Berat pedet yang baru lahir antara 30-35 kg, dan dapat tumbuh cepat dengan berat sapih kompetitif dengan jenis sapi lainnya. Persentase karkas 48,6 s/d 54,2%, dan pertambahan berat harian 0,83 - 1,5 kg (Turner,1981).
Sapi Brahman mempunyai sifat pemalu dan cerdas serta dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang bervariasi. Sapi ini suka menerima perlakuan halus dan dapat menjadi liar jika menerima perlakuan kasar. Konsekuensinya penanganan sapi ini harus hati-hati. Tetapi secara keseluruhan sapi Brahman mudah dikendalikan. Sapi Brahman warnanya bervariasi, dari abu-abu muda, merah sampai hitam. Kebanyakan berwarna abu muda dan abu tua. Sapi jantan warnanya lebih tua dari betina dan memiliki warna gelap di daerah leher, bahu dan paha bawah. Sapi Brahman dapat beradaptasi dengan baik terhadap panas, mereka dapat bertahan dari suhu 8-105 oF, tanpa ganguan selera makan dan produksi susu (Gunawan et al, 2008).
Sapi Brahman mempunyai sifat-sifat yang hanya dipunyai oleh beberapa bangsa sapi tertentu, yaitu ketahanannya terhadap kondisi tatalaksana yang sangat minimal, toleransi terhadap panas, kemampuannya untuk mengasuh anak, daya tahan terhadap kondisi yang jelek. Kelemahan yang dimiliki oleh bangsa sapi ini adalah intoleransi terhadap suhu udara yang rendah, serta rendahnya fertilitas (Blakely dan Bade 1992), mempunyai sifat tahan terhadap bermacam-macam kondisi lingkungan dan beberapa penyakit parasit, mempunyai sifat keibuan yang baik, kelemahan sapi ini adalah angka reproduksinya rendah dan kecepatan pertumbuhan yang kurang baik (Hardjosubroto dan Astuti 1994).
Daftar Pustaka
Blakely J, dan Bade D.H. 1992. Ilmu Peternakan. Edisi Ke-empat. Terjemahan B.Srigandono. UGM Press, Yogyakarta.
Gunawan, Abubakar, G.T. Prambudi, D. Nista, A. Purwadi, K. Karim, A. Karnaen, W. Ediyati, P. Djajadiredja, dan P.P. Putro. 2008. Petunjuk Pemeliharaan Sapi Brahman Cross. BPTU Sapi Dwiguna dan Ayam Sembawa. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian.
Hardjosubroto, W. dan J.V. Astuti. 1994. Buku Pintar Peternakan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Minish, J.L. & D.G. Fox. 1979. Beef Production and Management. Reston Pub. Co. Inc. A Prentice-Hall Company. Reston, Viginia.
Turner, H.N. 1981. Animal genetic resources. Int. Goat and Sheep Res. 1(4):243.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar