Bloat atau tympani merupakan penyakit alat pencernaan yang disertai penimbunan gas dalam lambung akibat proses fermentasi berjalan cepat. Pembesaran rumenoretikulum oleh gas yang terbentuk, bisa dalam bentuk busa persisten yang bercampur isi rumen (kembung primer) dan gas bebas yang terpisah dari ingesta (kembung sekunder). Bloat atau kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia. Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih cepat. Namun penyakit kembung perut tidak membahayakan atau menular kepada binatang lain atau manusia, daging sapi yang terserang penyakit inipun masih aman untuk dikonsumsi.
Kembung merupakan akibat mengkonsumsi pakan yang mudah menimbulkan gas di dalam rumen. Kondisi rumen yang terlalu penuh dan padat yang berujung menurunkan gerakan rumen dan menurunkan derajat keasaman dari rumen. Pakan hijauan yang masih muda dapat memicu timbulnya bloat, selain itu tanaman kacang-kacangan juga memicu timbulnya kembung
(Sitepoe, 2008).
FAKTOR PENYEBAB BLOAT/ KEMBUNG PERUT
1. Penyebab primer, akibat fermentasi makanan yang berlebihan dan hewan tidak mampu mengeluarkan gas, terjadi akumulasi gelembung gas
2. Penyebab sekunder berupa gangguan fisikal pada daerah esophagus oleh benda asing, stenosis atau tekanan dari perluasan jalan keluar esophagus.
3. Faktor individu
a. Ternak dalam keadaan bunting atau dalam kondisi kurang baik cenderung mudahmengalami kembung
b. Susunan dan derajat keasaman (Ph) air liur
4. Faktor pakan:
a. Pemberian leguminosa, Centrocema dan alfafa secara berlebihan. Pemberian rumput terlalu muda yang banyak mengandung air dan berprotein tinggi secara berlebihan atau karena tidak dilayukan.
b. Pemberiaan makanan konsentrat yang terlalu banyak
c. Adanya sumbatan pada kerongkongan
d. Merumput pada lahan yang baru dipupuk, memakan racun dan ubi atau tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dari perut.
e. Terlalu banyak mengkonsumsi rumput basah atau berembun.
f. Pergantian jenis makanan tertentu yang memyebabkan produksi gas berlebihan
GEJALA KLINIS
1. Ternak nampak resah dan berusaha menghentakkan kaki atau mengais-ais perutnya
2. Sisi perut sebelah kiri nampak membesar dan kencang.
3. Apabila bagian perut ditepuk/dipukul dengan jari akan terdengar suara mirip suara drum
4. Ternak mengalami kesulitan bernapas atau sering bernpas melalui mulut.
5. Nafsu makannya menurun drastis, bahkan tidak mau makan sama sekali.
6. Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang menandakan adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian
7. Pulsus nadi meningkat, terdengar eruktasi
PENCEGAHAN
1. Tidak membiarkan ternak dalam kondisi terlalu lapar
2. Memberikan tempat bagi ternak untuk leluasa melakukan gerakan seperti berjalan-jalan, Sebelum diberikan hijauan segar diberikan terlebih dahulu jerami kering atau rumput kering
3. Menghindari pemberian hijauan terutama legum maksimal 50%.
4. Apabila ternak di gembalakan usahakan setelah tidak ada embun
PENGOBATAN
1. Pertolongan pertama dengan menempatkan kaki ternak pada tempat yang lebih tinggi, mulut dibuka dan sepotong kayu dimasukkan melintang pada kedua ujungnya dikaitkan tali yang dililitkan disamping kepala sampai ke belakang tanduknya agar tidak lepas dan gas dapat segera keluar.
2. Ternak diberi minyak goreng 100-200 ml atau lebih, minyak kayu putih atau minyak atsiri lainnya diberikan melalui mulut maupun dicampur air hangat.
3. Memberikan obat-obatan seperti Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone), dosis sapi/ kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air, sedang untuk kambing/ domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air, kemudian diminumkan. Wonder Athympanicum, dosis: sapi/ kerbau: 20 – 50 gram, sedang untuk kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air secukupnya, kemudian diminumkan.
4. Apabila keadaan ternak sudah parah maka upaya pengeluaran gas dengan cara menusuk perut ternak sebelah kiri dengan trocoar dan cannula.
KESIMPULAN
Bloat pada ternak ruminansia merupakan hasil dari beragam faktor. Elemen yang ditemukan paling berperan adalah fermentasi bahan makanan oleh mikrobial rumen yang menghasilkan gas yang tidak dapat dikeluarkan. Rumen bloat biasanya terdeteksi dengan menggelembungnya perut kiri sedangkan abomasum bloat khas terjadi pada perut sebelah kanan.
Bloat pada ternak ruminansia merupakan hasil dari beragam faktor. Elemen yang ditemukan paling berperan adalah fermentasi bahan makanan oleh mikrobial rumen yang menghasilkan gas yang tidak dapat dikeluarkan. Rumen bloat biasanya terdeteksi dengan menggelembungnya perut kiri sedangkan abomasum bloat khas terjadi pada perut sebelah kanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar