Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan hasil pemuliaan melalui sistim persilangan dengan grading up sapi Jawa dan Sumba Ongole (SO) lewat setengah abad silam. Sejak pembentukannya hingga menjadi suatu bangsa sapi yang mantap, sampai saat ini belum banyak usaha terarah yang dilakukan untuk meningkatkan potensi biologik dan genetiknya. Meskipun demikian seperti yang dapat diamati sapi Peranakan Ongole (PO) tetap berkembang secara alami sebagai bangsa sapi yang sudah mantap dengan baku karakteristik morfologi yang mudah dikenali. Sapi PO juga menunjukkan keunggulan sapi tropis yaitu daya adaptasi iklim tropis yang tinggi, tahan terhadap panas, tahan terhadap gangguan parasit seperti gigitan nyamuk dan caplak, disamping itu juga menunjukkan toleransi yang baik terhadap pakan yang mengandung serat kasar tinggi. Sapi PO dibeberapa daerah dipelihara dengan tujuan ganda disamping sebagai sapi potong penghasil daging juga untuk sapi kerja, hanya didaerah lahan kering dimana tidak ada persawahan sapi ini dipelihara sebagai sapi potong penghasil daging (Astuti 2004).
Peranakan Ongole (PO) memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih sedikit keabu-abuan, telingan kecil dan tegak, mempunyai perawakan yang besar, bergumba pada pundaknya dan mempunyai gelambir yang menjulur sepanjang garis bawah leher, dada sampai ke pusar. Kepala panjang, Paha besar, kulit tebal dan lepas. Bobot lahir antara 25-27 kg dan karkasnya antara 42-50%. Pertambahan bobot badan harian sapi Peranakan Ongole (PO) tergantung pada ransum yang diberikan. Pertambahan bobot badan harian rata-rata dikebanyakan peternak antara 0,5-0,7 kg.
Sumber :
Astuti, M. 2004. Potensi Dan Keragaman Sumberdaya Genetik Sapi Peranakan Ongole (Po). Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Lokakarya Nasional Sapi Potong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar