Sapi perah Friesian Holstein (FH) atau disebut juga Sapi Fries Hollands dikenal sebagai sapi perah berkemampuan produksi susu tinggi yang berasal dari dataran Eropa tepatnya dari Provinsi North Holland dan West Friesland negeri Belanda yang memiliki temperatur lingkungan kurang dari 220C. Menurut sejarahnya, nenek moyang bangsa sapi Fries Hollands berasal dari Bos taurus. Sapi perah Friesian Holstein (FH) masuk ke Indonesia dibawa oleh Hindia Belanda pada tahun 1891-1893 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sapi perah lokal. Sapi perah Friesian Holstein (FH) murni telah ada di Jawa Barat sejak tahun 1900, tepatnya di daerah Cisarua dan Lembang. Dari kedua daerah inilah sapi perah Friesian Holstein (FH) kemudian menyebar ke beberapa daerah di Jawa Barat.
Ciri-ciri sapi Friesian Holstein (FH) yang baik adalah memiliki tubuh luas ke belakang, sistem dan bentuk perambingan baik, puting simetris, dan efisiensi pakan tinggi yang dialihkan menjadi produksi susu (Blakely dan Bade, 1998), sedangkan menurut AAK (1995), sapi Friesian Holstein (FH) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Warna bulu hitam dengan bercak putih;
2. Terdapat warna putih berbentuk segitiga di daerah dahi;
3. Tanduk pendek dan menjurus ke depan;
4. Dada, perut bagian bawah, dan ekor berwarna putih;
5. Ambing besar;
6. Tenang dan jinak sehingga mudah dikuasai;
7. Tidak tahan panas;
8. Kepala besar dan sempit.
Sumber:
Aak. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta.
Bath DL, Dickinson FN, Tucker HA, Appleman RD. 1985. Dairy Cattle: Principle, Practice, Problem, and Profits. 3rdEdition.Philadelphia (US). Lea ang Febringer
Blakely, J. dan D.H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh SriGandono.
http://www.sentulfresh.com/
Sudono A, Rosdiana RF, Setiawan BS. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar