Jantung adalah organ berupa otot yang berbentuk seperti kerucut berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apexnya (puncaknya) miring ke sebelah kiri. Jantung terletak di dalam thorax antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan. Suatu denyutan lengkap terdiri dari sistole dan diastole. Frandson (1992) mengatakan bahwa sistole adalah kontraksi suatu bilik jantung dalam proses pengosongan parsial bilik tersebut. Oleh karena itu dapatlah terjadi sistole atrial kanan dan kiri, maupun sistole ventrikel kanan dan kiri. Sedangkan diastole adalah relaksasi suatu bilik jantung persis sebelum dan selama pengisian bilik tersebut. Ini dapat terjadi pada bilik kanan maupun kiri atau ventrikular kanan atau kiri.
Pearce (2002) menyatakan bahwa selama gerakan jantung terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrio-ventrikuler, dan kontraksi dari ventrikel. Yang pertama panjang dan pelan, dan yang kedua pendek dan tajam. Demikianlah maka pertama terdengar seperti “lub” dan yang kedua seperti “duk”. Dalam keadaan normal jantung tidak membuat bunyi lain, tetapi bila arus darah cepat atau ada bila kelainan pada katup atau salah satu ruangnya, maka dapatlah bunyi lain, biasanya disebut “bising”.
Dalam praktikum ini akan mengkaji beberapa hal pokok yang berkaitan dengan denyut jantung pada beberapa hewan percobaan, sehingga praktikan dapat mengdengar dan mengenal suara denyut jantung secara langsung melalui stetoskop. Dan menghitung dan membedakan frekuensi denyut jantung antara hewan percobaan yang satu dengan yang lain.
A. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak acara Pengukuran Tekanan Darah/ Pulsus yaitu mengetahui dan membandingkan frekuensi denyut jantung pada beberapa hewan percobaan diantaranya adalah kelinci, marmot, ayam, burung merpati, sapi dan domba.
B. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Dasar Fisiologi Ternak acara Pengukuran Tekanan Darah/ Pulsus dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 31 Maret 2006 pukul 09.00 WIB, di kandang Jatikuwung, dan pada hari Sabtu tanggal 01 April 2011 pukul 09.00 WIB, di Laboratorium Produksi Ternak Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
TINJAUAN PUSTAKA
Tekanan darah dapat diartikan sebagai tekanan terhadap dinding pembuluh. Tekanan awal dihasilkan oleh kontraksi ventrikel jantung dan merupakan tekanan sistolik. Darah ini didorong masuk ke dalam arteri besar yang bersifat elastis meregangkan dindingnya dan karenanya dinding itu mengalami dilatasi (Frandson, 1992).
Jantung yang terdiri atas sekumpulan otot berfungsi memompa darah kesemua bagaian tubuh dan merupakan pusat sistem peredaran darah. Jantung memiliki dua buah lubang di kedua sisinya yang masuk ke rongga secara terpisah di bagaian atas dan bawah. Kedua sisi jantung ini berdenyut pada saat yang bersamaan. Darah dari sebelah kiri di pompakan ke dalam sistem arterial melalui pembuluh darah berserta aorta (Akoso, 1996).
Jantung memegang peranan penting di dalam peredaran darah dan secara otomatis organ ini tebagi menjadi empat ruang, yaitu dua bilik yakni bilik kanan dan kiri, dan dua serambi yakni serambi kanan dan kiri yang memungkinkan terjadinya peredaran darah secara efisien ke dalam paru-paru untuk melengkapi pergantian oksigen dan karbondioksida untuk menyokong proses metabolisme (Akoso,1993).
Kerja jantung diukur dari energi yang digunakan ventrikel ketika mengalirkan darah melalui beberapa hambatan dan kecepatan aliran darah itu sendiri. Sebagaian energi yang digunakan oleh jantung terbuang percuma karena digunakan untuk produksi panas dalam rangka mengatasi viskositas jaringan penyusun miokardium (Parakkasi, 1986).
Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk kedalam arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih tetap menggembung karena tahanan periferi dari arteriole-arteriole menhalangi semua darah mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan volume darah yang dipoimpa oleh jantung, dan sebagian lagi kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahanankan oleh syaraf vasokonstriktor, dan ini dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula oblongata (Pearce, 2002).
MATERI DAN METODE
A. Materi
1. Kelinci
2. Marmot
3. Ayam
4. Burung Merpati
5. Sapi
6. Domba
7. Stopwatch
8. Stetoskop
B. Metode
1. Menempelkan ujung kepala stetoskop pada bagian dada kiri dari hewan percobaan sehingga terdengar denyut jantung.
2. Menghitung suara denyut jantung pada masing-masing hewan percobaan satu menit (suara “lup” dan “dup”) dihintung satu suara denyut jantung.
3. Mengulangi sebanyak lima kali dan merata-rata hasilnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Denyut Jantung Pada Hewan Percobaan per menit
NO | Denyut jantung (per menit) | |||||
Kelinci | Marmot | Ayam | Burung merpati | Sapi | Domba | |
1. 2. 3. 4. 5. | 165 172 170 168 172 | 155 160 157 165 163 | 33 33 32 35 38 | 32 33 29 30 31 | 100 98 97 105 110 | 110 119 124 125 123 |
x | 169,4 | 160 | 34,2 | 31 | 102 | 120,2 |
Sumber : Laporan Sementara
B. Pembahasan
Menurut Akoso (1996) frekuensi denyut jantung (per menit) pada kelinci adalah antara 120-150 per menit, unggas 120-160 per menit sapi 40-60 per menit dan domba 70-80 per menit.
Dari hasil percobaan diperoleh frekuensi denyut jantung rata-rata pada kelinci 169,4 per menit, marmot 160 per menit, ayam 34,2 per menit, burung merpati 31 per menit, sapi 102 per menit dan domba 120,2 per menit. Hal ini dapat disebabkan karena hewan tersebut tidak tenang banyak bergerak dan terlihat mengalami ketakutan, serta cuaca yang sedikit panas sehingga suhu lingkungan terlalu tinggi dan denyut jangtung pada kelinci dan marmot dapat berjalan dengan cepat dan pada ayam dan burung merpati denyut jangtung berjalan lambat.
Seperti halnya pada kelinci, marmot, ayam dan burung merpati, pengukuran denyut jantung pada sapi dan domba yang dilaksanakan di Jatikuwung juga tidak sesuai dengan frekuensi denyut jantung meningkat. Hal ini juga disebabkan karena sapi dan domba terlalu banyak bergerak dan mengalami stress, serta suhu lingkungan yang terlalu tinggi.
Secara Keseluruhan dapat dikatakan bahwa semakin kecil hewan maka semakin kecil pembuluh darahnya dan semakin kecil pula cardiac output (volume darah pada ventrikel setiap jantung berdenyut), sehingga tekanan darah akan semakin besar yang menyebabkan denyut jantung semakin cepat (Parakkasi, 1986).
Menurut Akoso (1996) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi denyut jantung antara lain suhu tubuh, emosi, ketakutan, hormonal dan usia. Suhu tubuh yang tinggi, emosi dan ketakutan yang berlebihan akan menyebabkan frekuesi denyut jantung meningkat. Selain itu aktivitas hewan juga dapat mempengaruhi denyut jantung.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari Praktikum Dasar Fisiologi Ternak Pengukuran Tekanan Darah/ Pulsus adalah :
a. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada kelinci 169,4 per menit.
b. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada marmot 160 per menit.
c. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada ayam 81 per menit.
d. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada burung merpati 85,6 per menit.
e. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada sapi 102 per menit.
f. Frekuensi denyut jantung rata-rata pada domba 120,2 per menit.
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung adalah suhu tubuh, emosi, ketakutan, aktivitas fisik, hormonal dan usia.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Akoso, B. T. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius. Yogyakarta.
Frandson, R.D. 1992. Anatomo dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta.
Pearce, E.C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.
Parakkasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan ternak Monogastrik. UI. Press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar