Sapi sebagai ternak ruminansia lambungnya terdiri dari 4 kompartemen (bagian), sedangkan pada ternak monogastrik antara lain manusia, babi, tikus, kuda dan lain sebagainya lambung tersebut hanya terdiri dari satu bagian saja. Kondisi yang demikian memungkinkan sapi mempunyai keunggulan dalam hal kemampuan pencernaan dan pemanfaatan bagian dari tumbuh-tumbuhan dan bahan lain yang tidak dapat dimanfaatkan oleh ternak monogastrik. Sebagai contoh misalnya selulosa yang merupakan komponen terbesar dari jaringan tanaman, dan urea yang merupakan sumber non protein nitrogen (NPN) sangat terbatas penggunaannya pada ternak non ruminansia. Namun pada ternak ruminansia melalui kegiatan fermentasi dan sintesis oleh mikroorganisme dalam lambung kempleksnya, dapat secara efisien memanfaatkan bahan-bahan tersebut untuk tujuan produksi. Sapi perah mengubah pakan tersebut menjadi susu dan daging, dua produk pangan bagi manusia yang enak (palatabel) dan bernilai gizi tinggi.
Anatomi Tractus Digestivus
Diagram yang disederhanakan dari tractus digestivus ternak ruminansia dan jalur yang dilewati oleh ingesta (pakan) ditunjukkan pada gambar 15. Pakan dari mulut melalui oesophagus, masuk kedalam rumen, dimana bahan tersebut bercampur dengan isi rumen yang sudah ada dan difermentasi oleh mikroorganisme rumen.
Sebagian pakan di regurgitasi / dikeluarkan lagi sampai ke mulut, dimulut mengalami remastikasi / dikunyah lagi dan resalivasi / penambahan saliva kemudian ditelan kembali (redeglutisi) masuk kedalam rumen dan reticulum untuk selanjutnya mengalami proses fermentasi lebih lanjut. Asam-asam lemak hasil dari fermentasi pakan akan diabsorbsi kedalam aliran darah dari dinding rumen dan reticulum. Sisa pakan mengalir menuju omasum dan abomasum, dimana pencernaan selanjutnya terjadi. Akhirnya pakan yang sudah tercerna tadi masuk kedalam intestinum untuk proses pencernaan lanjut dan absorbsi kedalam aliran darah atau dikeluarkan sebagai faeces. Keterangan mengenai organ dan struktur lain yang terlibat dalam proses pencernaan dibicarakan dibawah ini.
Mulut, Lidah, dan Gigi
Bibir sapi agak kurang pergerakannya dan kurang berfungsi dalam proses pengambilan dan pemasukan pakan kedalam mulut (prehension). Organ yang sangat berperan dalam proses prehension adalah lidah. Lidah sapi sangat panjang, kuat, mudah digerakkan, permukaannya kasar dan mudah dilingkarkan pada rumput / hijauan dan pakan lain, yang kemudian dimasukkan diantara gigi seri dan bantalan gigi pada bagian atas dan dipotong.
Sapi dewasa mempunyai 8 gigi seri pada rahang bawah dan tidak ada satupun pada rahang atas. Pada rahang atas yang berhadapan dengan gigi seri terdapat bantalan gigi, terdiri dari jaringan ikat yang tebal dibungkus lapisan epithel yang tebal dan mengalami cornifikasi, sehingga sangat keras. Sapi tidak mempunyai gigi taring di rahang atas maupun bawah, tetapi mempunyai 6 pasang gigi pada masing-masing rahang atas dan bawah yang berupa 3 pasang premolar dan 3 pasang molar, yang keduanya disebut gigi samping (cheek teeth).
Rumus gigi permanen sapi adalah 2 X {I 0/4; C0/0; P 3/3; M 3/3 } = 32, dimana I = insisivi (gigi seri), C = caninus (gigi taring), P = premolare dan M = molar (gigi geraham). Untuk rumus gigi susu formulanya adalah 2 X { Di 0/4 ; Dc 0/0 ; Dp 3/3 } = 20, dimana Di = Insisivus decidui, Dc = Caninus decidui, dan Dp = Premolar decidui. Rata-rata pergantian gigi seri dapat digunakan untuk memperkirakan umur sapi, seperti pada tabel di atas.
Kelenjar Ludah dan Oesophagus
Kelenjar ludah yang terdapat dalam rongga mulut mengeluarkan cairan yang dikenal dengan nama ludah (saliva). Pada sapi kelenjar ludah yang dikenal adalah kelenjar parotid, submaxilaris, inferior molar, ventral sublingual, buccal, palatine, pharyngeal, dan labial.
Oesophagus merupakan saluran yang berasal dari mulut menuju ke rumen, panjangnya sekitar 3,5 ft ( 105 cm ) pada sapi dewasa. Pakan dan saliva dicampur dalam mulut ditekan dan tertelan melalui oesophagus menuju kedalam rumen, dan secara periodik isi rumen bergerak balik ke mulut melalui oesophagus (regurgitasi).
Rumen
Rumen yang disebut juga paunch dibagi menjadi 4 area oleh lembaran otot-otot yang disebut sebagai pilar. Ada satu kantung dorsal, satu kantung ventral, dan dua kantung posterior. Gerakan dari otot-otot pilar memaksa pakan dalam rumen bergerak dalam putaran sehingga isi rumen tercampur merata dengan cairan rumen. pada permukaan dalam rumen terdapat banyak papila, yang menyebabkan permukaan dinding rumen menjadi sangat luas dan sangat membantu dalam proses absorbsi nutrien dari rumen.
Hanya sebagian kecil dari reticulum yang jelas terpisah dengan rumen. Antara isi rumen dan reticulum tercampur secara bebas, dan kedua bagian lambung sapi ini sering dikenal sebagai retikulo-rumen. Dinding reticulum yang tebal bagian dalam vili-vilinya membentuk bangunan seperti rumah tawon / seperti jala sehingga bagian ini sering juga disebut sebagai perut jala. Pada bagian kanan yang terbuka berhubungan langsung dengan omasum, dimana pakan yang telah mengalami pencernaan di rumen dan reticulum mengalir masuk. Sebuah lekukan dalam reticulum membentang antara oesophagus dan omasum disebut oesophageal groove. Pada anak sapi (pedet) yang masih menyusu, bagian samping lekukan tersebut akan melengkung / menutup keatas sehingga terbentuk tabung dengan suatu gerakan refleks yang disebabkan adanya aliran benda cair, sehingga susu yang diminum langsung menuju kedalam omasum, sebelum rumen dan reticulum berkembang. Walaupun terjadi dalam proses ruminasi normal, susu akan lebih efisien apabila langsung menuju kedalam abomasum dan dicerna disitu dan di intestinum. Fermentasi oleh mikrobia rumen akan membuang-buang energi dan menurunkan kualitas protein dari pakan yang berupa susu yang mudah dicerna dan mempunyai nilai gizi tinggi.
Omasum
Setelah terjadi fermentasi dalam rumen dan reticulum, pakan mengalir melalui orificium reticulo-omasal masuk kedalam omasum. Omasum terdiri dari banyak jaringan otot yang berbentuk lembaran-lembaran seperti dalam buku, sehingga bagian ini disebut juga perut buku.
Abomasum
Abomasum adalah perut sejati pada sapi. Hanya disini bagian lambung sapi yang mengandung jaringan / kelenjar yang mensekresikan getah lambung. Dinding abomasum dilapisi banyak lipatan sehingga memperluas areal sekresi dari kelenjar. Abomasum merupakan 80 % atau lebih bagian dari lambung pedet yang baru lahir. Kompartemen lain berkembang jauh lebih cepat sejak pedet makan pakan padat, dan pada sapi dewasa kapasitas abomasum kurang dari 10 % total kapasitas lambung sapi.
Intestinum Tenue (Usus Halus)
Setelah terjadi pencernaan dalam abomasum, hasil yang telah tercerna mengalir lewat pylorus menuju ke duodenum, yang merupakan bagian dari intestinum tenue. Disebut intestinum tenue atau usus kecil karena diameternya yang tidak seimbang dengan panjangnya yaitu panjangnya 140 feet ( + 42 m) dan diameternya hanya 2 inchi ( + 5 cm) pada sapi dewasa. Vili yang merupakan bangunan seperti jari-jari tumbuh memenuhi permukaan dinding dalam usus halus. Fungsi vili ini untuk membantu mencampur isi usus dengan enzim pencernaan dan memperluas area absorbsi dalam intestinum. Isi usus digerakkan dengan gerak peristaltik, yang merupakan gelombang gerakan akibat adanya kontraksi dan relaksasi dari otot-otot dinding usus.
Walaupun lambung pedet yang baru lahir mempunyai empat kompartemen seperti pada sapi dewasa, rumen dan reticulum pada pedet dan sapi dewasa berbeda terutama pada tingkat perkembangannya. Berat jaringan atau ukuran besar relative kompartemen lambung pedet pada berbagai umur sampai umur 9 bulan ditunjukkan dalam Tabel 8 diatas. Pada pedet yang baru lahir abomasum merupakan sekitar 50 % dari total lambung, sedangkan pada pedet yang lebih tua ( 9 bulan) rumen dan reticulum menempati persentase yang paling besar sampai 64 %. Perbandingan relative ini sama hasilnya apabila yang diperbandingkan berat jaringan, ataupun volume masing-masing kompartemen.
Lambung pedet yang baru lahir sama atau mirip dengan lambung ternak non ruminansia. Susu masuk kedalam lambung (omasum) melewati oesophageal groove (reticular groove) menuju ke lubang reticulo-omasal. Pada pedet muda oesophageal groove menutup oleh gerak refleks dan berfungsi sebagai pipa yang mengalirkan pakan cair atau agak cair langsung ke omasum. Gerak refleks tersebut akan menghilang sesaat pedet mencapai dewasa, sehingga pakan baik yang padat maupun cair tetap masuk kedalam rumen dan reticulum.
Pada pedet muda rumino-reticulum belum cukup berkembang, sehingga belum mampu untuk mencerna hijauan. Demikian juga mikro-oganisme rumen belum berkembang, karena itu pakan untuk pedet harus berbeda dengan pakan sapi dewasa. Pakan pedet harus mengandung vitamin B kompleks dan protein yang cukup dengan imbangan asam amino yang baik, karena nutrien tersebut belum dapat disintesis oleh mikrobia rumen. Dengan demikian ransum pedet harus terdiri dari konsentrat susu, sedangkan hijauan hanya dapat diberikan sedikit sebagai latihan sedikit demi sedikit dan semakin bertambah sejalan dengan perkembangan rumen dan reticulum.
Ternyata dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa hasil akhir fermentasi rumen merupakan stimulan yang penting untuk perkembangan rumen-reticulum (khususnya papila rumen). Asam-asam lemak yang efektif pada proses perkembangan papilla rumen adalah asam butirat, propionat dan asetat. Larutan glukosa dan garam tidak efektif. Perkembangan jaringan otot rumen tergantung pada adanya bahan kering (pakan kasar) dalam rumen.
Coecum
Coecum walaupun besar dan penting sebagai tempat untuk pencernaan oleh mikrobia pada beberapa ternak termasuk kelinci dan kuda, coecum sapi hanya kecil dan tidak mempunyai peranan yang penting. Namun demikian juga terjadi digesti mikrobial dan sintesis beberapa komponen tetapi tidak seberapa dibandingkan dengan kegiatan mikrobia dalam rumen dan reticulum.
Usus besar
Isi dari usus kecil mengalir menuju coecum dan usus besar yang panjangnya sekitar 35 ft dan diameternya bervariasi antara 2 – 5 inchi dan berakhir pada anus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar