Bahan makanan sapi seperti disebutkan di muka adalah segala sesuatu yang dapat dimakan ternak sapi, sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu keseahtan sapi dengan tujuan untuk kelangsungan hidupnya. Kita harus pandai memilih bahan makanan yang dikehendaki karena ada bahan makanan yang adakalanya banyak mengandung protein tetapi energinya rendah atau sebaliknya.
Bahan makanan sapi dapat digolongkan berupa: rumput, daun-daunan, jerami, hasil-hasil pertanian, hasil samping/sisa industri pertanian.
Rumput
Telah diketahui bahwa rumput merupakan makanan untuk sapi, dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Kandungan nutrisi rumput tergantugn jenis rumput, umur rumput, kesuburan tanah, iklim, pemeliharaan dan pemupukan tanak. Macam rumput dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu rumput lapangan dan rumput tanaman.
Rumput lapangan
Rumput lapangan adalah segala macam rumput yang terdapat dan tumbuh liar di lapangan-lapangan, kebun-kebun, sawah, tegalan atau di hutan dan lain tempat. Pada umumnya rumput lapangan di Indonesia tidak begitu bagus dibanding dengan rumput penggembalaan di negeri Barat yang telah maju, dimana padang rumput yang ada dipelihara dan dipupuk dengan baik. Rumput lapangan di Indonesia dalam keadaan segar rata-rata hanya mengandung 1,5% protein dari berat segar atau 7,%% dari bahan keringnya. Bagi sapi perah, rumput itu semata-mata hanya dapat menculupi kebutuhan hidup pokok. Apabila kualitas rumput lapangan baik selain dapat mencukupi kebutuhan hidup pokok juga produksi susu ± 5 liter per hari. Diantara rumput-rumput lapangan yang sudah terkenal, baik untuk pakan sapi perah dan sangat digemari antara lain:
a. Rumput grinting (kekawatan = cynodon tactilon)
b. Rumput cakar ayam (sumbu gangsir = digitaria sanguinalis)
c. Rumput lulangan ( elensine indica)
d. Rumput ganjuran (paspalum scorbiculatum)
e. Rumput lempuyangan (paspalum distichum)
f. Rumput tuton (panicum colonum)
g. Rumput lamuran (polytrias amaurta)
Rumput tanaman
Rumput tanaman adalah rumput yang keberadaannya ditanam dan dirawat dan hasilnya banyak dan dapat dipotong secara periodik. Penanaman rumput tersebut dalam baris-baris dengan jarak 60 x 30 cm untuk memudahkan pemeliharaan dan pemotongan. Biasanya rumput tanaman itu dapat dipotong dua bulan setelah ditanam dan selanjutnya dipotong 45 – 50 hari sekali. Jika pemeliharaan dan pemupukannya baik, hasilnya sangat memuaskan dan dapat dipotong sembilan kali setahun.
Beberapa rumput tanaman yang sudah biasa ditanan dan telah dibuktikan hasilnya adalah:
- Rumput benggala (panicum macimun) Rumput ini berasal dari Afrika dan hampir ditanan di semua negara-negara tropis, serta lebih dari 50 tahun diusahakan di Indonesia. Oleh penduduk Jawa disebut juga "rumput landa". Rumput ini sangat disukai ternak, terutama sapi. Kadar proteinnya ± 9,5% dari bahan keringnya. Tumbuh subur di daerah yang banyak hujan dan berada pada ketinggian hingga 1.000 meter di atas permukaan laut dan dapat menghasilkan ± 150.000 kg per ha/tahun.
- Rumput australia (paspalum dilatatum) Rumput ini lebih banyak mengandung protein dari pada rumput benggala, yaitu ± 10,8% dari bahan kering, tetapi hasilnya tidak sebanyak rumput benggala, kira-kira 90.000 kg per ha/tahun dan membutuhkan banyak air. Di daerah pegunungan tumbuhnya lebih baik daripada rumput benggala.
- Rumput gajah (pennisetum purpureum) Rumput ini berasal dari Afrika. Hasil dan kadar proteinnya hampir sama dengan rumput benggala, tetapi agak lebih tahan kering. Produksi dapat mencapai 270 ton per ha/tahun.
- Rumput mexicana (teosinte, euchlaena mexicana) Rumput ini berasal dari Meksiko yang dapat menghasilkan banyak, daunnya lebar-lebar seperti daun jagung, tetapi sayang rumput ini membutuhkan pemeliharaan yang agak intensif dan hasilnya lekas turun sesudah lima kali pemotongan.
- Rumput kolonjono (panicum muktuh) Rumput ini sangat populer dikalangan rakyat dan disangka memang rumput Indonesia asli. Sebenarnya rumput ini berasal dari Amerika Selatan. Rumput ini hailnya juga banyak dan disukai sapi, tetapi menghendaki banyak air.
- Rumput raja (king grass) Rumput raja adalah hasil persilangan pennisetum purpureum dengan P. typhoides. Menurut Siregar (1988) produksi hijauan king grass 1.076 ton/ha/tahun. Produksi bahan kering 110 ton/ha/tahun. Kandungan protein kasar 13,5%; lemak 3,5%; abu 18,6%; Ca 0,37% dan P 0,35%
Daun-daunan
Yang dimaksud dengan daun-daunan adalah daun-daun tanaman atau pohon-pohonan, jadi bukan rumput. Banyak macam daun-daunan yang dapat dipergunakan untuk pakan ternak. Diantaranya yang terpenting dan terbaik adalah daun-daunan tanaman jenis leguminosa. Leguminosa itu umumnya sangat baik kandungan nutrisinya (protein, kalsium dan fosfor) serta sangat digemari ternak. Hampir semua pengusaha susu sudah tahun akan kebaikan daun-daun leguminosa itu, antara lain juga dapat mempertinggi produksi susu.
Daun leguminoss (daun kacang-kacangan)
Sayang tidak semua daun leguminosa dapat dipergunakan untuk pakan sapi, sebab diantaranya yang mengandung racun alkoloid, yang kadang-kadang dapat membawa kematian ternak. Umumnya daun leguminosa itu kalau terlalu banyak diberikan dapat menyebabkan mencret. Sebaiknya daun leguminosa diberikan bersama-sama rumput, dan paling banyak 50% dari rumput. Daun leguminosa yang umum dan baik untuk pakan sapi adalah:
Daun turi (sesbania grandiflora)
Turi ini mudah dan dapat tumbuh dimana-mana, dapat ditanam secara besar-bearan, setahun sesudah menanam sudah dapat deipetik daunnya, sedangkan kayunyapun dapat dipergunakan sebagai kayu bakar. Daun turi paling disukai semua ternak, juga sapi perah. Kandungan proteinnya rata-rata 40% dari bahan keringnya. Pohon turi itu tidak merusak tanaman lainnya dan karenanya dapat dianjurkan untuk ditanam dimana-mana.
Daun kelorworo (jayanti atau sesbania sesban)
Pohon serta daunnya lebih kecil daripada turi, dan tidak begitu digemari, tetapi dapat dibuat campuran pakan hijauan.
Daun lamtoro (petai cina, kemlandingan atau leucaena glauca)
Kadar proteinnya tinggi dan disukai, tetapi tidak boleh diberikan terlalu banyak. Juga kepada sapi yang sedang diperah jangan diberi daun lamtoro karena susunya akan berbau petai.
Daun kacang tanah (arachis hypogaea)
Semasa panen kacang tanah, daunnya dapat dipergunakan sebagai pakan sapi. Proteinnya tinggi dan disukai sapi, tetapi daun ini tidak boleh diberikan lebih dari 50% dari rumput, agar tidak menyebabkan diare.
Gliricidia maculata
Gliricidia maculata bukan tanaman asli Indonesia, tetapi tanaman ini didatangkan dari Ceylon pada tahun 1900. Tanaman tersebut mula-mula berasal dari Amerika Tengah dan kemudian disebarkan ke India, Filipina, Malaya dan pada tahun 1900 seorang Belanda membawa Gliricidia di perkebunan Deli Sumatera. Selanjutnya disebarkan di Sumatera dan Jawa. Produksi hijauan Gliricidia dengan interval pemotongan 3 bulan menghasilkan 74.074 kg per ha/tahun, dan kadar proteinnya rata-rata 26,49% bahan kering.
Daun tanaman lainnya.
Pada musim sukar mendapatkan rumput atau leguminosa, daun-daun lain dapat pula diberikan sebagai tambahan campuran pakan hijauan. Daun tanaman lain tersebut adalah:
a. Daun jagung (zea mais)
b. Daun ubi jalar (ketala rambat = ipomoea batatas)
c. Daun tebu (saccharum officinarum)
d. Daun dadap (erythrina lithosperma)
e. Daun waru (hisbiseus tiliacus)
f. Daun jeunjing (sengon = albizzia falcata)
Jerami
Kandungan nutrisi jerami relatif lebih rendah daripada rumput atau daun-daunan. Jerami hanya diberikan pada sapi pada saat-saat sukar mendapatkan rumput atau daun-daunan. Jerami sungguh penting artinya karena dapat disimpan dengan mudah dan dapat digunakan pada waktu-waktu sulit pakan. Macam jerami tersebut antara lain:
Jerami leguminosa
Jerami leguminosa adalah berasal dari tanaman leguminosa (kacang-kacangan) yang telah dipetik buahnya, antara lain:
a. Jerami kedelai
b. Jerami kacang tanah
c. Jerami kacang panjang dan lain-lain
2. Jerami jagung dan padi
Nilai gizinya terlalu rendah. Kalau tidak terpaksa sebaiknya sapi perah jangan diberi jerami jagung atau jerami padi.
Hasil-hasil pertanian
Telah dibicarakan di muka bahwa pakan sapi perah selain dari makanan kasar (rumput, daun-daunan dan jerami), juga masih memerlukan makanan penguat dan makanan tambahan berupa garam-garam mineral dan vitamin. Makanan penguat (konsentrat) umumnya terdiri dari campuran: hasil-hasil pertanian berupa biji-bijian (jagung, kedelai, kacang hijau), hasil sampingan/sisa (bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit, bungkil kacang tanah, bungkil wijen, ampas tahu, ampas kecap, bekatul, dedak padi, dedak jagung dan sebagainya). Pada umumnya harga bahan-bahan pakan harganya juga lebih mahal daripada rumput. Penggunakan bahan pakan yang berasal dari hasil-hasil pertanian berupa biji-bijian yang harganya relatif mahal dan penggunaannya masih bersaing dengan kebutuhan untuk makanan manusia sedapat mungkin kita hindari. Beberapa jenis bahan yang biasa dipergunakan untuk makanan penguat pada sapi perah adalah:
Jagung
Jagung sangat baik untuk pakan ternak, harganya tidak begitu mahal, mudah didapatkan, begitu pula daya cernanya sangat tinggi. Protein jagung disebut zein, yang banyak mengandung asam amino histina. Lebih-lebih jagung kuning atau merah, disamping itu juga mengandung banyak karotin (provitamin A)
Kedelai.
Dari semua bahan pakan yang berbutir, kedelai adalah pakan yang tinggi nilai gizinya. Tidak saja karena protein (± 37%) dan lemaknya (± 17-19%), juga komposisi proteinnya mendekati protein hewani. Campuran kedelai dan jagung merupakan susunan pakan yang sangat baik karena supplementary effect dari zat-zat protein. Karena tingginya kadar lemak dan mahal harganya, kedelai lebih baik diberikan tidak lebih dari 25% dari seluruh jumlah ransum pakan.
Hasil samping/sisa industri pertanian
Bungkil
Untuk mendapatkan zat protein yang lebih murah dan tidak bersaing penggunaannya dengan pangan manusia, biasanya untuk ternak diberikan bermacam-macam bungkil dari pabrik. Bunkil umumnya banyak mengandung protein serta harganya jauh lebih murah. Diantaranya yang banyak dan umum dipergunakan untuk ternak di Indonesia adalah:
a. Bungkil kelapa
b. Bungkil kelapa sawit
c. Bungkil kedelai
d. Bungkil wijen
Ampas
Ampas dari industri pertanian yang banyak dipergunakan untuk pakan ternak di Indonesia
a. Ampas tahu basah atau kering
b. Ampas kecap
c. Tetes dari pabrik gula (proteinnya tidak begitu banyak tetapi kaya karbohidrat yang mudah dicerna, rasanya sedap dan manis, baik diberikan sedikit-sedikit untuk menyedapkan campuran pakan sapi)
Dedak
Dedak sangat populer dan banyak dipergunakan. Fluktuasi harga sangat nyata, pada musim panen besar harganya rendah, tetapi pada suatu saat (paceklik) harganya melambung. Dedak banyak macamnya antara lain:
a. Dedak huller dari pabrik penggilingan padi (dedak terbaik) proteinnya 14-16%.
b. Dedak kualitas II dari pabrik proteinnya 6-9%.
c. Dedak kampung berasal dari penumbukan padi di kampung-kampung, kualitasnya hampir sama dengan dedak pabrik kualitas II, terlalu banyak serat kasar.
Bekatul
Bekatul (lebih halus daripada dedak), proteinnya lebih kecil daripada dedak halus. Harganya lebih tinggi dan lebih sukar diperoleh karena juga banyak dimakan orang. Bekatul jangan terlalu banyak diberikan pada sapi perah karena dapat menurunkan jumlah maupun kualitas susu.
Dedak Jagung
Dedak jagung lebih baik daripada dedak padi karena lebih mudah dicerna dan preteinnya tinggi (± 10%). Kualitas pakan, lebih-lebih pakan hijauan (rumput dan daun-daunan) dipengaruhi oleh kesuburan tanah, iklim, umur pakan, serta cara memberikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar