Pemberian
makanan pada sapi perah yang perlu diperhatinkan selain jumlahnya juga kandungan nutrisinya harus sesuai kebutuhan. Karena itu makanan yang diberikan dibedakan menjadi:
- makanan sapi sedang tumbuh
- makanan sapi laktasi
- makanan sapi kering
- makanan tantangan.
Makanan sapi sedang tumbuh
Makanan pedet dibedakan:
- Pedet sejak lahir sampai umur 5-6 hari (paling sedikit 3 hari), pedet harus mendapat kolostrum
- Pedet sejak lepas kolostrum sampai disapih, makanan yang diberikan selain susu atau pengganti susu, juga harus diberi calf starter (makanan konsentrat formula untuk pedet), hijauan dan air minum (apabila pedet sudah lahap makan calf starter).
- Pedet setelah disapih sampai umur satu tahun dan sapi dara sebelum dan sesudah bunting. Pakan yang diberikan berupa konsentrat, hijauan dan air minum secara bebas.
Makanan sapi laktasi
Nutrisi yang dibutuhkan oleh sapi laktasi harus mempunyai beberapa informasi sebagai berikut: 1) kondisi dan berat badan sapi, 2) produksi susu, 3) kadar lemak susu, 4) tanggal beranak atau lama laktasi (hari), 5) lama kebuntingan (bulan), 6) jenis dan komposisi makanan misalnya bahan kering, protein kasar, TDN dan sebagainya.
Setelah sapi beranak, pada awal laktasi produksi susu meningkat dengan cepat sampai mencapai puncaknya. Pada periode laktasi pertengahan, produksi susu sudah mulai menurun sampai akhir laktasi. Produksi susu pada saat mulai menurun hendaknya diusahakan tidak menurun dengan tajam. Pada saat ini hendaknya diusahakan sapi sudah bunting. Agar waktu puncak produksi dapat dicapai, berat sapi tidak turun, dan pada akhir masa laktasi sampai masa kering sapi tidak terlalu gemuk, upaya yag dilakukan adalah mengatur konsumsi bahan kering. Standar pemberian bahan kering pada seekor sapi perah laktasi sekitar 2,5-3% berat badan.
Tahap I (awal laktasi)
Setelah sapi melahirkan sampai 70 hari merupakan masa yang paling kritis karena pada saat ini sapi mulai memproduksi susu. Empat sampai enam minggu setelah sapi beranak, produksi susu akan naik dengan cepat sampai mencapai puncak produksi 70 hari setelah sapi beranak. Pada tahap I setelah sapi beranak terjadi penurunan berat tubuh. Agar berat tubuh tidak turun drastis, pemberian konsentrat dinaikkan 0,5-1 kg per hari, tetapi konsentrat yang kita berikan jangan sampai berlebihan (65% di atas total bahan kering) dan kandungan serat kasarnya dalam ransum harus di atas 15% untuk pemeliharaan fermentasi di rumen.
Pemberian ekstra 0,5 kg konsentrat (1 kg kedelai + bahan lain) bagi setiap 5 liter susu yang dihasilkan oleh sapi yang produksi susunya 25 liter per hari akan lebih efisien karena biasanya pada saat produksi meningkat, sapi kehilangan berat badan karena ketidakseimbangan energi. Jumlah dan kualitas hijauan yang diberikan pada saat itu akan mempengaruhi pemberian protein. Apabila pemberian nutrisi tidak seimbang dapat berakibat puncak produksi susu selama lakasi rendah. Jika konsentrat yang dikonsumsi meningkat terlalu cepat atau terlalu tinggi maka kemungkinan sapi akan menderita off feed dan displaced abomasum (perut muntir). Saran-saran untuk meningkatkan nutrisi yang dikonsumsi pada tahap 1 adalah:
- Kualitas hijauan harus tinggi
- Berikan protein alami
- Tingkatkan pemberian konsentrat secara tetap setelah beranak
- Gunakan konsentrat berenergi tinggi
- Kurangi situasi stres
Tahap II (puncak konsumsi bahan kering)
Sepuluh minggu ke 2 (minggu 10-20) setelah beranak sapi harus dijaga supaya puncak produksi berlangsung selama mungkin.(tahap II) terlihat pada 12-14 minggu setelah beranak, sapi akan mengkonsumsi bahan kering terbanyak. Konsentrat yang dimakan dapat mencapai 2,5% berat abdan sapi (sapi berat 650 kg membutuhkan 16 kg konsentrat). Bahan kering hijauan yang dimakan paling sedikit 1% berat badan sapi, hijauan tersebut digunakan untuk memelihara fungsi rumen dan tes lemak.
Masalah utama: Pada tahap II dapat terjadi masalah menurunnya produksi susu, tes lemak rendah, birahi tidak terdeteksi, tidak terlihat birahi (anestrus)
Saran-saran:
Untuk menaikkan nutrisi yang dikonsumsi ikutilah saran-saran sebagai berikut:
- Dua sampai tiga bulan setelah sapi melahirkan apabila ada tanda-tanda minta kawin, sapi dikawinkan agar jarak beranak (calving interval) dapat diatur satu tahun.
- Berilah hijauan dan konsentrat beberapa kali sehari
- Berilah makanan terbaik.
- Batasi pemberian urea menjadi 2 kg per 100 kg konsentrat
- Kurangi situasi stres
Tahap III ( pertengahan dan akhir laktasi)
Pada pertengahan dan akhir laktasi yaitu pada hari ke 140-305 setelah sapi beranak, sebagian besar sapi hanya mengalami sedikit masalah. Produksi susu mulai menurun, sapi diharapkan sudah bunting. Sesuaikan pemberian konsentrat dengan produksi susunya. Sapi yang kehilangan berat badannya pada awal laktasi harus diberi nutrisi ekstra untuk menggantikan cadangan dalam tubuhnya, jangan menunggu sampai sapi mengalami masa kering. Pada saat itu apabila sapi masih muda berumur 2 tahun diberi 20% atai lebih sebagai tambahan pertumbuhan. Sapi berumur 3 tahun tambahan untuk pertumbuhan 10% lebih. Produksi susu hendaknya tidak menurun dengan tajam. Penurunan produksi susu 8-10% dari bulan sebelumnya adalah normal.
Tahap IV (masa kering)
Masa kering dilakukan 6-8 minggu (2 bulan) sebelum laktasi berikutnya. Walaupun kebutuhan nutrisi tidak tinggi, tetapi masa ini merupakan masa yang kritis bagi sapi kering. Kesalahan yang terjadi pada masa kering dapat mempengaruhi produksi susu pada masa laktasi berikutnya. Sapi membutuhkan makanan yang cukup untuk pertumbuhan janin dan persediaan kebutuhan tubuh. Bahan kering yang dikonsumsi hendaknya 2% dari berat badannya. Konsumsi bahan kering hijauan sebanyak 1% dari berat badannya, maka konsumsi bahan kering konsentrat tidak boleh lebih dari 1% berat badan. Dua sampai tiga minggu sebelum sapi melahirkan, sapi diberi makanan tantangan (challenge feeding).
Masalah utama yang terjadi pada masa kering ini adalah milk fever, displaced abomasum dan sindrom sapi kegemukan. Sindrom sapi kegemukan sering terjadi pada sapi yang kondisi tubuhnya kegemukan, sehingga hati berlemek dan nafsu makan berkurang dan sapi cenderung mudah terkena penyakit dan kesalahan metabolisme.
Perawatan yang disarankan:
- Batasi pemberian makanan tantangan (tambahan konsentrat sebelum beranak). Paling banyak berikan 1% dari berat tubuh sapi.
- Kebutuhan nutrisi harus seimbang (energi, protein, mineral dan vitamin)
- Tentukan apakah sapi membutuhkan konsentrat.
- Hindarkan pemberian energi dan kalsium yang berlebihan.
Cara memberi konsentrat
Sampai saat ini masih banyak peternak sapi perah memberikan pakan konsentrat dicampur air secara berlebihan, terkesan sapinya dipaksa minum sebanyak-banyaknya sehingga perut sapi menjadi besar. Perlakuan yang demikian itu kurang baik karena makanan konsentrat yang dicampur air akan merangsang menutupnya saluran rumen. sehingga makanan akan langsung masuk omasum. Jadi makanan konsentrat kurang dapat dimanfaatkan (pencernaan konsentrat kurang sempurna kerena tidak melalui rumen), karena makanan konsentrat yang dicampur dengan air berlebihan langsung ditelan masuk omasum tanpa adanya proses pengunyahan kembali (remastikasi). Agar sapi mau makanan kering sebaiknya dibiasakan sejak pedet, yaitu sejak pedet diberi pakan formula berupa calf starter atau berupa pakan konsentrat dan diberikan dalam bentuk kering.
Cara memberi air minum
Sapi perah akan menderita lebih parah apabila kekurangan air daripada kekurangan gizi yang lain. Hilangnya 10% air tubuh, sapi akan mengalami kematian. Jumlah air yang dibutuhkan oleh sapi perah bervariasi. beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi air bagi seekor sapi adalah: 1) umur, 2)berat badan, 3) produksi susu, 4) panas dan kelembaban udara (cuaca) dan 5) jenis ransum pakan. Intensitas produksi juga mempengaruhi air yang dibutuhkan. Seekor sapi yang tidak dalam masa laktasi akan minum air sebanyak 40 liter. Saat sapi memproduksi susu 10-25 liter, kebutuhan air akan naik sampai 75 liter. Jika produksi susu mencapai 35 liter per hari, maka air yagn diminum hampir 90 liter. Pada umumnya sapi membutuhkan 3-4 liter air untuk menghasilkan 1 (satu) liter susu. Sebaiknya air minum diberikan secara bebas.
Makanan sapi kering
Masa kering merupakan suatu masa yang paling penting bagi sapi perah dalam arti pemberian makan dan perawatan yang tepat. Masa kering harus diartikan sebagai permulaan dimulainya masa laktasi baru, bukan sebagai akhir laktasi. Perawatan sapi kering yang efektif dapat menaikkan kondisi dan kapasitas produksi.
Berilah hijauan yang berkualitas tinggi pada awal sapi dikeringkan sampai 3 minggu masa kering. Enam minggu sebelum beranak, mulailah memberikan konsentrat dua kali sehari.Jumlah konsentrat yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi sapi dan kualitas hijauan. Pemberian makanan bervariasi bagi setiap ekor sapi per hari, yaitu 1,5-9 kg, tergantung jumlah dan kualitas hijauan yang diberikan.
Ransum konsentrat khusus bagi sapi kering dapat diberikan selama masa kering. Ransum konsentrat ini mengandung protein 2-4% lebih rendah daripada ransum konsentrat bagi sapi laktasi. Sangat disarankan untuk memberikan ransum sapi kering. Jumlah kalsium (Ca) dan fosfor (P) harus seimbang (antara 1:1 atau 2:1)
Banyak peternak berhasil setelah mereka mengikuti pemberian makanan tantangan. Sapi-sapi itu mengkonsumsi 1-1,5 kg konsentrat untuk tiap 100 kg berat tubuhnya, kira-kira 2-3 minggu sebelum beranak sampai sapi beranak. Pemberian makanan tantangan sebelum sapi beranak akan membantu rumen, nafsu dan kebiasaan makan, dan sapi akan menyesuaikan makanan tersebut sebelum beranak. Sapi yang beranak dalam kondisi yang baik akan memulai dan memelihara produksi yang lebih tinggi dan kasus milk fever dapat diperkecil.
Enam puluh hari masa kering merupakan hari-hari terpenting dalam hidup sapi. Bayak orang berpikir bahwa masa kering diantara masa laktasi adalah non produktif. Tetapi pada kenyataannya sapi itu sangat produktif karena sangat menentukan banyaknya susu yang akan dihasilkannya. Perawatan sapi yang kurang baik selama pengeringan dapat mengakibatkan setelah beranak produksi susu rendah dan dapat terjadi gangguan metabolisme seperti milk fever.
Perawatan sapi selama kering selain menentukan tingginya produksi susu setelah melahirkan juga menentukan pertumbuhan janin, karena janin tumbuh tiga kali selama masa pengeringan. Selama masa kering sapi juga memperbaiki kelenjar susu.
Makanan Tantangan
Makanan tantangan (challenge feeding atau lead feeding) adalah makanan yang diberikan pada sapi kering (akhir kebuntingan) dan pada sapi laktasi (awal laktasi) sehingga sapi dapat mencapai produksi maksimum pada awal laktasi, tanpa dibatasi oleh kurangnya persediaan energi unutk produksi saat itu.
Cara memberi makanan tantangan
- Dua atau tiga minggu sebelum beranak, berilah konsentrat sebanyak 1,5 kg per hari. Kemudian tambahkan 0,5 kg konsentrat setiap harinya sampai sapi itu mengkonsumsi 1,0 – 1,5 kg konsentrat per 100 kg berat badan sapi. Jadi untuk sapi seberat 550 kg memerlukan 5-8 kg konsentrat per hari. Penambahan konsentrat sebelum beranak akan memberikan kesempatan pada sapi beranak atas kenaikan energi yang dimakan.
- Setelah sapi beranak, tambahkan konsentrat sampai sapi mencapai produksi susu maksimum, hal ini dapat dicapai kira-kira dalam waktu 3-6 minggu setelah sapi beranak.
- Setelah sapi beranak 2 minggu, sesuaikan pemberian konsentrat menurut produksinya.
- Untuk masa sisa laktasi, sesuaikan pemberian jumlah konsentrat menurut berat susu yang dihasilkan tiap bulannya. Teruskan menambah konsentrat 0,5 kg sampai hasil produksi susu tambahan tidak dapat menutup harga konsentrat.
Sapi akan memberikan reaksi terbaik pada saat awal laktasi. Saat ada kemajuan dalam masa laktasi, jadwal pemberian konsentrat harus dilihat kembali, paling tidak satu bulan satu kali dan sesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan. Seperti yang kita harapkan, sebagian sapi akan memberikan reaksi yang lebih besar terhadap pemberian konsentrat yang banyak daripada sapi-sapi yang lain. Bagi sapi yang tidak memberikan reaksi terhadap konsentrat yang diberikan, hendaknya kita mengurangi konsentrat sampai tingkat pemberian konsentrat sesuai dengan harga kelebihan susu yang dihasilkan. Beberapa peternak menyatakan bahwa mereka mengalami kenaikan produksi 900 liter per ekor, bahwa dengan mengurangi hijauan dan menambah konsentrat keuntungan dapat mencapai lebih dari 2.000 liter per laktasi.
Keuntungan pemberian makanan tantangan.
Apabila kita bandingkan dengan metode kuno yaitu, 0,5 kg konsentrat untuk tiap 1,5 – 2 liter susu yang dihasilkan, keuntungannya adalah:
- Memberikan kesempatan pada mikroorganisme ruminan sapi yang menyesuaikan dengan kandungan konsentrat yang tinggi sebelum beranak.
- Sapi makan konsentrat yang tinggi sebelum dan sesudah beranak.
- Menyediakan energi berlimpah untuk sapi pada saat ia membutuhkannya pada awal laktasi. Oleh sebab itu makanan ini menantang untuk berproduksi semaksimal mungkin.
- Akibat puncak produksi susu yang tigngi cenderung tetap bertahan sepanjang siklus produksi (persistensi bagus)
- Membantu memelihara berat tubuh.
- Menghindari makanan yang tidak ekonomis karena pemasukan energi ditentukan oleh kemampuansapi untuk bereaksi.
Kerugian pemberian makanan tantangan.
- Pemberian konsentrat yang tinggi sebelum sapi beranak, cenderung mengakibatkan sapi menderita pengerasan ambing (udder udema). Walaupun dengan pengontrolan belum dapat menyokong kasus ini, mereka telah memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan dalam kasus ini, antara sapi yang diberi konsentrat tinggi dan sapi yang diberi konsentrat sedikit sebelum beranak.
- Produksi tinggi yang diakibatkan pemberian konsentrat tinggi akan menyebabkan kasus mastitis tinggi pula. Hal ini adalah benar, ransum konsentrat tinggi akan menyebabkan ambing menegang, sehingga mastitis kronis akan timbul karena ambing menegang secara berlebihan. Walaupun tingkat pemberian konsentrat tidak menyebabkan mastitis, tetapi kemungkinan sudah ada tanda-tanda mastitis di ambing sebelumnya.
- Tidak semua sapi memperlihatkan perubahan terhadap pemberian konsentrat yang tinggi untuk menaikkan produksi, sehingga beberapasapi terlalu banyak diberi konsentrat sehingga merupakan pemborosan.
- Pemberian makanan tantangan lebih menguntungkan apabila harga konsentrat lebih menguntungkan daripada harga hijauan. Adakalanya pada saat harga konsentrat tinggi, tidak ekonomis memberikan konsentrat tinggi. Kita lebih untung dengan memberi pakan hijauan berkualitas tinggi. Di sini yang penting bukan produksi tinggi, tetapi memperoleh keuntungan tinggi.