Ternak

Senin, 30 November 2015

Proses Pencernaan Pakan Sapi

Makanan atau bahan-bahan makanan atau pakan sapi adalah bahan-bahan yang dapat diberikan kepada ternak, sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan, dengan tujuan untuk kelangsungan hidupnya secara normal. 

Proses Pencernaan


Perut (lambung = waduk) ruminansia terdiri dari 4 macam: 1) lambung penampung (rumen), 2) lambung jaring (reticulum), 3) lambung buku (omasum) dan 4) lambung sejati (abomasum). Bahan-bahan makanan atau pakan yang dimakan sapi dikunyah dengan bantuan air liur (ludah = saliva) di dalam mulut. Air liur selain diperlukan untuk membantu mengunyah dan menelan makanan yang kering, juga untuk memecah pati menjadi maltose dan dextrose yang mudah larut. Air liur sapi dewasa diperkirakan sekitar 120 pound (± 55 liter) per hari, cukup untuk buffer, menetralisir/memelihara rumen tetap netral ( pH = 7,0).


Setelah makanan dikunyah dan dicampur dengan air liur, pakan tersebut ditelan dan masuk kedalam rumen dan bagian yang halus masuk ke dalam retikulum. Pada sapi dewasa daya tampung rumen sekitar 40 galon atau sebanyak 300 pound (± 136 kg) bahan. Di dalam rumen makanan atau pakan yang masih kasar mengalami fermentasi atas pengaruh bermacam-macam bakteri, yang memecahkan selulosa dari dinding-dinding sel-sel tanaman sehingga zat-zat makanan yang tertutup oleh diding selulosa tersebut dapat "dikerjakan" oleh enzim sehingga makanan menjadi lebih lunak dan halus. Setelah itu makanan dimuntahkan kembali ke dalam mulut, dikunyah-kunyah dan dicampur lagi dengan air liur sehingga berupa bubur. Kemudian makanan ditelan untuk kedua kalinya.Selanjutnya bahan makanan yang halus masuk ke retikulum. Retikulum letaknya berhadapan langsung di depan rumen, satu sama lain tidak terpisah sama sekali sehingga pertikel-pertikel makanan bebas melewatinya.

Bagian dalam dari retikulum seperti sarang lebah, dan disebut lambung jaring, yang berperan utama sebagai penyaring benda berat seperti paku atau potongan kawat yang tertelan bersama makanan. Bahan makanan tersebut selanjutnya masuk omasum. Fungsi omasum telah diketahui tidak sebanyak perut lainnya. Peran utama yang telah diketahui adalah memeras/menurunkan kandungan air dan mendesak/menekan bahan makanan, yang akhirnya masuk ke abomasum (lambung sejati). 

Di dalam abomasum, makanan dicampur dan dihancurkan oleh getah waduk yang mengandung HCl. Bersamaan dengan itu, zat-zat protein dari makanan dipecah oleh enzim chymoseine menjadi protease-protease dan pepton-pepton. Selama di dalam waduk, makanan bereaksi asam, tetapi kemudian di dalam usus berubah menjadi alkalis.

Di dalam usus, makanan berturut-turut mengalami perubahan-perubahan lagi oleh enzim-enzim dari pankreas dari dinding usus serta empedu yang berasal dari hati. Setelah terjadinya proses pencernaan, di dalam usus terbentuk zat-zat yang susunannya sederhana sehingga mudah diserap oleh darah melalui dinding-dinding usus kecil dan oleh darah makanan tersebut diedarkan ke seluruh bagian tubuh. Diagram perut ruminansia dan diagram bagian-bagian sistem pencernaan masing-masing dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2.

Zat-zat makanan yang tidak dapat dipergunakan, dikeluarkan kembali dengan perantaraan alat tubuh sepeerti: zat-zat yang mengandung N dikeluarkan melalui ginjal, bagian yang tidak dapat dicerna dikeluarkan melalui usus berupa kotoran (feces), zat-zat mineral dikeluarkan melalui kulit, ginjal dan feses, air dikeluarkan melalui kulit, ginjal, paru-paru dan feses, gas-gas seperti CO2 dikeluarkan melalui paru-paru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar