Ternak

Senin, 30 November 2015

Proses Pencernaan Pakan Sapi

Makanan atau bahan-bahan makanan atau pakan sapi adalah bahan-bahan yang dapat diberikan kepada ternak, sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan, dengan tujuan untuk kelangsungan hidupnya secara normal. 

Proses Pencernaan


Perut (lambung = waduk) ruminansia terdiri dari 4 macam: 1) lambung penampung (rumen), 2) lambung jaring (reticulum), 3) lambung buku (omasum) dan 4) lambung sejati (abomasum). Bahan-bahan makanan atau pakan yang dimakan sapi dikunyah dengan bantuan air liur (ludah = saliva) di dalam mulut. Air liur selain diperlukan untuk membantu mengunyah dan menelan makanan yang kering, juga untuk memecah pati menjadi maltose dan dextrose yang mudah larut. Air liur sapi dewasa diperkirakan sekitar 120 pound (± 55 liter) per hari, cukup untuk buffer, menetralisir/memelihara rumen tetap netral ( pH = 7,0).


Setelah makanan dikunyah dan dicampur dengan air liur, pakan tersebut ditelan dan masuk kedalam rumen dan bagian yang halus masuk ke dalam retikulum. Pada sapi dewasa daya tampung rumen sekitar 40 galon atau sebanyak 300 pound (± 136 kg) bahan. Di dalam rumen makanan atau pakan yang masih kasar mengalami fermentasi atas pengaruh bermacam-macam bakteri, yang memecahkan selulosa dari dinding-dinding sel-sel tanaman sehingga zat-zat makanan yang tertutup oleh diding selulosa tersebut dapat "dikerjakan" oleh enzim sehingga makanan menjadi lebih lunak dan halus. Setelah itu makanan dimuntahkan kembali ke dalam mulut, dikunyah-kunyah dan dicampur lagi dengan air liur sehingga berupa bubur. Kemudian makanan ditelan untuk kedua kalinya.Selanjutnya bahan makanan yang halus masuk ke retikulum. Retikulum letaknya berhadapan langsung di depan rumen, satu sama lain tidak terpisah sama sekali sehingga pertikel-pertikel makanan bebas melewatinya.

Bagian dalam dari retikulum seperti sarang lebah, dan disebut lambung jaring, yang berperan utama sebagai penyaring benda berat seperti paku atau potongan kawat yang tertelan bersama makanan. Bahan makanan tersebut selanjutnya masuk omasum. Fungsi omasum telah diketahui tidak sebanyak perut lainnya. Peran utama yang telah diketahui adalah memeras/menurunkan kandungan air dan mendesak/menekan bahan makanan, yang akhirnya masuk ke abomasum (lambung sejati). 

Di dalam abomasum, makanan dicampur dan dihancurkan oleh getah waduk yang mengandung HCl. Bersamaan dengan itu, zat-zat protein dari makanan dipecah oleh enzim chymoseine menjadi protease-protease dan pepton-pepton. Selama di dalam waduk, makanan bereaksi asam, tetapi kemudian di dalam usus berubah menjadi alkalis.

Di dalam usus, makanan berturut-turut mengalami perubahan-perubahan lagi oleh enzim-enzim dari pankreas dari dinding usus serta empedu yang berasal dari hati. Setelah terjadinya proses pencernaan, di dalam usus terbentuk zat-zat yang susunannya sederhana sehingga mudah diserap oleh darah melalui dinding-dinding usus kecil dan oleh darah makanan tersebut diedarkan ke seluruh bagian tubuh. Diagram perut ruminansia dan diagram bagian-bagian sistem pencernaan masing-masing dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2.

Zat-zat makanan yang tidak dapat dipergunakan, dikeluarkan kembali dengan perantaraan alat tubuh sepeerti: zat-zat yang mengandung N dikeluarkan melalui ginjal, bagian yang tidak dapat dicerna dikeluarkan melalui usus berupa kotoran (feces), zat-zat mineral dikeluarkan melalui kulit, ginjal dan feses, air dikeluarkan melalui kulit, ginjal, paru-paru dan feses, gas-gas seperti CO2 dikeluarkan melalui paru-paru.

Jumat, 27 November 2015

10 Website Jurnal Peternakan Terlengkap

Jurnal Peternakan. artikel jurnal adalah artikel yang disusun untuk memberikan kontribusi terhadap teori atau penerapan ilmu. Artikel jurnal ilmiah umumnya tersusun atas judul, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka. Artikel dalam Jurnal umumnya memiliki kualitas yang sangat tinggi, baik dari tata bahasa maupun dari konten.

Jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis (umumnya peneliti) mempublikasikan artikel ilmiah yang biasanya memberikan kontribusi terhadap teori atau penerarapan ilmu. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review. Terdapat berbagai jurnal ilmiah yang mencakup semua bidang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial. Penerbitan dalam bentuk artikel ilmiah biasanya lebih sering untuk bidang ilmua alam maupun kedokteran dibandingkan dengan bidang akademik lain.


Berdasarkan versi lain, jurnal adalah terbitan berkala yang berbentuk majalah yang berisi bahan ilmiah yang diterbitkan untuk orang-orang dengan minat khusus (misal: peternakan). Awalnya jurnal dalam bentuk buku, namun seiring berkembangnya teknologi informasi, jurnal kini diterbitkan dalam bentuk elektronik, atau lebih dikenal dengan nama e-Journal. Jurnal biasanya diterbitkan 2-3 kali dalam setahun, berapa jurnal besar biasanya bisa lebih.

jurnal peternakan atau publikasi ilmiah tentang peternakan, banyak digunakan oleh akademisi atau praktisi bidang peternakan untuk memperoleh informasi terkini atau mendalami ilmu peternakan. 

akademisi khususnya mahasiswa sering menggunakan jurnal untuk melengkapi tugas yang diberikan atau sekedar membaca hasil penelitian yang diterbitkan pada jurnal tersebut.

berikut adalah 10 website jurnal peternakan yang bisa anda lihat.
Semoga membantu.


Rabu, 18 November 2015

Mengenal Kerbau Murrah, Kerbau paling populer di Indonesia

Kerbau Murrah adalah salah satu bangsa kerbau yang banyak diternakkan di Indonesia, khususnya di daerah sekitar Medan Sumatera Utara oleh para pekerja perkebunan  dan bekas pekerja perkebunan yang didatangkan dari India selama masa penjajahan Belanda. 

Kerbau Murrah adalah kerbau perah yang paling penting. Daerah asli kerbau Murrah berada di Utara Pradesh Barat, Delhi, Haryana di India serta Karachi di Pakistan. Selain sebagai penghasil susu kerbau Murrah juga tercatat sebagai penghasil lemak yang paling efisien. Daerah asli ternak ini terletak pada wilayah 128o – 30 oLU.


Tanda-tanda spesifik kerbau Murrah : bentuk tubuh massiv, bangun tubuh kuat dengan punggung pendek dan luas. Leher ringan dengan kepala seimbang terhadap bangun tubuh yang padat. Pinggul luas serta berhubungan dengan kuartet kelenjar susu. Anggota badan pendek dan kuat, padat. Ekor mempunyai bulu kipas berwarnan putih. tanduk melingkar dalam bentuk spiral. 

Warna tubuh pada umumnya hitam. Ambing berkembang dengan baik, dengan vena susu tampak menonjol serta ke empat puting susu terpisah satu dengan yang lainnya cukup jauh. Puting kuater belakang pada umumnya lebih panjang daripada yang depan. Tinggi gumba dan panjang badan kerbau jantan 142 cm dan 149,8 cm sedangkan yang betina sekitar 132,1 dan 147,3 cm. Kerbau jantan mempunyai berat badan 566,9 kg dengan lingkar dada 220,7 cm, sedangkan kerbau betina dewasa berat badannya sekitar 430 kg dengan lingkar dada 218,4 cm.


Kerbau Murrah merupakan kerbau perah utama di dunia. Produksi susunya rata-rata 3.500 – 4.000 lbs ( 1 lbs = 0,453 kg) setiap laktasi, bahkan kerbau Murrah yang terseleksi dapat menghasilkan susu 5.000 – 7.000 lbs per laktasi. Keturunan kerbau Murrah yang terbentuk karena perbedaan daerah dan lokasi hidup antara lain Nili, Ravi, dan Kundi.

Senin, 16 November 2015

Mengenal Kerbau Nili dan Ravi, Keturunan Kerbau Murrah dari Pakistan

Kerbau Nili dan Ravi adalah kerbau keturunan kerbau Murrah yang hidup di daerah lembah sungai Sutley dan Ravi di Pakistan. Perbedaan pokok kerbau bangsa ini dengan Murrah adalah menyangkut keadaan muka, dahi dan ukuran. Nili berarti biru yang mencerminkan warna sungai Sutley, sementara Ravi sering disebut sebagai bangsa Sundal bar.

Daerah sebaran kerbau Nili dan Ravi ada diantara 29,5 – 32,5 o LU dan 71 – 75 o BT. Tidak terdapat perbedaan pokok diantara kedua bangsa kerbau ini sehingga mulai tahun 1960 digabungkan sebagai satu bangsa tersendiri khususnya di Pakistan, tetapi tidak di India.

Ukuran umum kerbau Nili : ternak dengan tinggi gumba, panjang badan dan berat badan yang jantan adalah 137,2 cm; 157,4 cm; dan 589,7 kg , sedangkan kerbau betina dewasa 127 cm; 147,3 cm; dan 453,6 kg. Kerbau ini mempunyai tanduk kecil, wall eyes yakni iris mata berwarna putih sebagai tanda khas bangsa kerbau perah ini.


Warna putih pada bagian dahi, muka, moncong, paha, dan bulu kipas ekor. Tidak disukai adanya warna putih pada bagian hock dan knee, ekor hitam, tanduk tebal luas serta tanda putih diatas leher dan bagian tubuh lainnya. Produksi susu dapat mencapai 20 – 24 lbs per hari.

Baca juga : 5 Kerbau Perah Terpopuler

Kerbau Ravi dengan tanda-tanda : tinggi gumba, panjang badan, dan berat badan yang jantan 132,1 cm;  154,9 cm; dan 680 kg, sedangkan yang betina  127 cm;  149,8 cm; dan 635 kg.


Kerbau ini mempunyai dahi datar, wall eyes yaitu iris mata berwarna putih, tanda putih pada bagian kepala, paha, ambing, dan bulu kipas ekor. Produksi susu dapat mencapai 4.000 lbs dalam masa laktasi 250 hari.

Minggu, 15 November 2015

Cara Membuat Instalasi Biogas Sederhana

Cara Membuat Instalasi Biogas Sederhana. Biogas adalah campuran gas metan, NOx, dan CO2 sebagai hasil perombakan limbah organik secara anaerob di dalam digester atau reaktor oleh campuran berbagai kelompok mikroorganisme diantaranya adalah bakteri hidrolitik atau fermentatif, bakteri penghasil asetat dan bakteri metanogenik. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sambah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik 

Gas bio yang terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas metan (CH4) dalam persentase yang cukup tinggi. Komponen gas bio selengkapnya adalah sebagai berikut:

Komponen penyusun gas bio
  • Metan (CH4) 54%-70%
  • Karbondioksida (CO2) 27%-35%
  • Nitrogen (N2) 0,5%-2%
  • Karbonmonooksida (CO) 0,1%
  • Oksigen (O2) 0,1%
  • Hidrogen Sulfida (H2S) Kecil
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.


Proses fermentasi untuk pembentukan gas bio sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan baik biotis maupun abiotis, selain itu perlu adanya keseimbangan antara tahap non methanogenik dan tahap methanogenik. Faktor-faktor lingkungan yang penting dalam proses yang berlangsung di dalam digester adalah temperatur, konsentrasi padatan, konsentrasi asam-asam volatil, pembentukan scum, konsentrasi scum, konsentrasi nutrien esensial, substansi toksik dan pH.
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi. Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. JIka hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. JIka biogas harus digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui.

Biogas ini adalah energi alternatif hasil fermentasi dari kotoran organik yang menghasilkan gas metan. Pembuatan dan penggunaan biogas sebagai energi seperti layaknya energi dari kayu bakar, minyak tanah, gas, dan sebagainya sudah dikenal sejak lama, terutama di kalangan petani Inggris, Rusia dan Amerika Serikat. Sedangkan di Benua Asia, tercatat negara India sebagai pelopor dan pengguna energi biogas yang sangat luas, bahkan sudah disatukan dengan WC biasa. 

Berikut adalah proses pembuatan biogas dari kotoran ternak:

  • Yang pertama dilakukan adalah menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau hanya diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang cukup lebar atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran hewan (baik sapi maupun kambing) yang merupakan bahan baku biogas. Kalau sulit mencari kotoran hewan, maka percuma aja. Untuk itu diperlukan survey terlebih dahulu. Atau kalau mau sedikit niat, septik tank bisa dimanfaatkan seperti yang dilakukan di India.
  • Proses kedua adalah mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air. Biasanya campuran antara kotoran dan air menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan sangat penting di dalam proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu banyak (berlebihan) juga jangan terlalu sedikit (kekurangan).
  • Temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut "kesenangan" hidup bakteri pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah (dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.
  • Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4 (gas metan) dan CO2. Dalam kotoran kandang, lumpur selokan ataupun sampah dan jerami, serta bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad renik, baik bakteri ataupun jamur pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi masalah adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta mempunyai kemampuan sebagai bahan bakar.
  • Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik harus bersifat anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi mikroba. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.
  • Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1 minggu didiamkan, maka gas metan sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan biogas. Seperti misalnya sifat biogas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya. Berbeda dengan sifat gas lainnya, sepeti elpiji, maka karena berbau akan cepat dapat diketahui kalau terjadi kebocoran pada alat yang digunakan. Sifat cepat menyala biogas, juga merupakan masalah tersendiri. Artinya dari segi keselamatan pengguna. Sehingga tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu berada jauh dari sumber api yang kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau tekanannya besar.

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat instalasi biogas sederhana


Alat. Alat yang digunakan dalam membuat Biogas adalah sekop, cangkul, plastik polyethilen, ember, pipa pralon, termometer, gelas ukur, kertas pH, pengaduk, karet pengikat, plastik penampung gas dan selang.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam membuat Biogas adalah feses sapi,feses ayam, air, dan starter.

Cara Membuat Instalasi Biogas Sederhana


Pembuatan biogas pertama kali adalah dengan membuat digester dari plastik polietilen. Plastik disusun rangkap untuk mengantisipasi kebocoran dan ujungnya digunakan pipa sebagai inlet dan outlet. Pipa inlet dan outlet diletakkan sejajar sehingga jika sudah penuh digester yang diisi maka akan keluar melalui outlet. Hal tersebut juga dibuat sejajar dengan volume digester dalam kondisi 80%-85%. Bagian tengah diberi saluran sebagai tempat keluarnya gas yang terbentuk. Saluran gas di sambung dengan pipa pralon yang ukurannya lebih kecil dari pipa pada inlet dan outlet. Kemudian di beri penampung dan kran penutup. Pada ujung saluran disusun sebuah kompor yang digunakan sebagai pengujian gas yang terbentuk. Digester dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kebocoran. Pertama digester diisi dengan feses sapi dan air yang dicampur hingga homogen. Larutan atau campuran tersebut diukur pH dan suhu pada bak pencampuran, inlet dan outlet. Setelah dilakukan pengukuran suhu dan pH, larutan dimasukkan kedalam digester sekitar 85% dari volume digester yang digunakan. Untuk menampung gas yang dihasilkan dalam pembuatan biogas ini dipergunakan penampung. Gas yang terbentuk akan terlihat dalam penampung yang menggelembung.

Sabtu, 14 November 2015

Mengenal Kerbau Kundi, Kerbau Perah dengan Tanduk seperti Pancing

Kerbau Kundi pada mulanya diketemukan di daerah Shindi sehingga dikenal sebagai Shindi Murrah. Nama Kundi bermula dari istilah yang ditimbulkan oleh adanya bentuk tanduk kerbau ini yang mirip dengan bentuk pancing . 

Tanda-tanda kerbau Kundi : warna kulit biasanya hitam tetapi ada juga warna coklat terang, dasar tanduk tebal, mengarah kebelakang, atas dan akhirnya melengkung membentuk ukiran seperti pancing. Dahi cukup menonjol, muka cekung dengan mata kecil dan bercahaya. Bentuk badan kecil, lebih kecil dari pada Nili dan Ravi


Tubuh ternak ini pada bagian belakang massiv dan mempunyai ambing yang besar dengan vena susu menonjol dan puting besar, seragam, dan berjarak lebar. Kerbau Kundi dikenal juga sebagai kerbau putih oleh karena adanya warna putih berbentuk bintang pada dahi. 

Baca juga : 5 Kerbau Perah Terpopuler

Tanda ini menyebabkan kerbau Kundi mendapat penilaian tinggi. Bagian tracak dan bulu kipas ekor berwarna putih. Berat badan rata-rata 320 – 450 kg dan produksi susu dapat mencapai 2.000 kg dalam masa laktasi 300 hari.

Kamis, 12 November 2015

Mengenal Kerbau Surti atau Surati, Kerbau Paling Terkenal di India

Kerbau Surti atau Surati adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal didaerah Gujarat, negara bagian Bombay di antara sungai Mahi dan Sabarmati. Kerbau Surti dikenal sebagai penghasil susu yang baik, produksi susu rata-rata 1.655,5 kg per laktasi dengan kadar lemak 7,5 %. Bentuk tubuhnya besar dan baik, kaki agak pendek, tanduk menengah dan berbentuk bulan sabit, kulit berwarna antara hitam dan coklat. Terdapat warna putih berbentuk huruf V pada tubuhnya, yang satu terdapat di sekitar rahang bawah dari telinga sampai telinga satunya, dan yang lain terdapat di atas bagian brisket atau gelambir.

Bulu kipas ekor berwarna putih. Kerbau Surti dengan warna putih pada dahi, kaki dan bulu kipas ekor paling disukai. Muka dan moncongnya bersih dengan lubang hidung yang relatif besar, telinga berukuran sedang dengan warna kemerahan dibagian sebelah dalamnya.


Leher cukup panjang dan pipih pada yang betina, tetapi tampak tebal dan massiv pada yang jantan. Tubuh pada ternak betina bagian depan sempit, semakin kebelakang semakin lebar dan besar, punggung lurus dan lebar serta gumba segaris dengan garis punggungnya. 

Baca juga : 5 Kerbau Perah Terpopuler

Ambing ternak ini berkembang baik dengan warna merah jambu dan puting berukuran sedang dengan jarak yang cukup lebar, dan vena susu kelihatan menonjol. Tinggi gumba, panjang badan dan berat badan kerbau jantan 130,8 cm; 154,2 cm; dan 670 kg, sedangkan pada yang betina 124,5 cm; 138,4 cm; dan 540 kg.

Rabu, 11 November 2015

5 Kerbau Perah Terpopuler

Kerbau pada umumnya dipelihara oleh petani-peternak kecil dan digunakan sebagai ternak kerja dan tujuan kedua sebagai penghasil susu dan daging. Jumlah kerbau di dunia berkisar 126 juta ekor, yang 122 juta ekor diantaranya dipelihara di negara-negara berkembang di Asia, antara lain Bangladesh (0,5 juta), Burma (1,9 juta), Daratan Cina (30,1 juta), India (60,7 juta), Indonesia (2,3 juta), Iran (0,2 juta), Pakistan Barat (11,3 juta), dan Thailand (5,5 juta).

Sekitar 40 % jumlah kerbau di Indonesia dipelihara di pulau Jawa, dengan pemilikan rata-rata 2 ekor per peternak kerbau. Hanya sekitar 5 % populasi kerbau di Indonesia merupakan kerbau perah yaitu jenis kerbau sungai (river buffalo), sedang 95 % populasi kerbau merupakan kerbau kerja yang merupakan jenis kerbau lumpur (swamp buffalo). Kerbau perah di Indonesia banyak diternakkan di daerah sekitar Medan, Sumatera Utara. Kerbau ini berkembang di daerah Medan karena diternakkan oleh bekas pekerja perkebunan keturunan India.

Baca juga :

Yang termasuk bangsa kerbau perah diantaranya adalah :

Kerbau Murrah

Kerbau Murrah adalah salah satu bangsa kerbau yang banyak diternakkan di Indonesia, khususnya di daerah sekitar Medan Sumatera Utara



Kerbau Nili

Kerbau Nili adalah kerbau keturunan kerbau Murrah yang hidup di daerah lembah sungai Sutley di Pakistan. Nili berarti biru yang mencerminkan warna sungai Sutley



Kerbau Ravi

Kerbau Ravi adalah kerbau keturunan kerbau Murrah yang hidup di daerah Ravi di Pakistan. Ravi sering disebut sebagai bangsa Sundal bar. 



Kerbau Kundi

Kerbau Kundi pada mulanya diketemukan di daerah Shindi sehingga dikenal sebagai Shindi Murrah. Nama Kundi bermula dari istilah yang ditimbulkan oleh adanya bentuk tanduk kerbau ini yang mirip dengan bentuk pancing.



Kerbau Surti atau Surati

Kerbau Surti atau Surati adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal didaerah Gujarat, negara bagian Bombay di antara sungai Mahi dan Sabarmati. Kerbau Surti dikenal sebagai penghasil susu yang baik.



Selasa, 10 November 2015

KARAKTERISTIK RUMPUT KOLONJONO

Rumput kolonjono memiliki nama lain Brachiaria mutica, Panicum muticum, Para grass, dan Buffalo grass. Rumput kolonjono berasal dari Afrika dan Amerika Selatan tropik, sekarang rumput ini tersebar sebagai makanan ternak didaerah tropik basah dan sub tropik. Rumput tumbuh paling baik pada tanah yang basah dan tahan terhadap genangan air, tetapi tumbuhnya terhambat pada musim kemarau. Rumput kolonjono dipergunakan sebagai rumput potongan untuk makanan ternak, hay atau disenggut ternak dan penggembalaan harus dilakukan secara rotasi, karena tidak taham penggembalaan berat. Rumput dapat dipotong tiap 6-8 minggu (Reksohadiprojo, 1985).

Rumput kolonjono tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian tidak  lebih dari 1200 m dpl. dengan curah hujan tahunan 1000 mm. Rumput kolonjono sering tumbuh di sepanjang aliran sungai. Peternak biasanya menanam rumput kolonjono ditanam dipinggiran ladang atau sawah. Untuk peternakan dengan skala besar, rumpu ini ditanam pada lahan penanaman yang luas dan dibuat rotasi. Maksudnya berotasi adalah Penanaman dan pemotongan di setiap petak lahan dilakukan bergantian agar ketersedian rumput dapat secara terus menerus. Penanamannya bisa dengan stek kemudian ditanam dalam lokasi yang sudah digemburkan dengan pacul. Setelah ditanam bila kebetulan musim penghujan maka tinggal memupuk dengan pupuk kandang atau pupuk urea dan menyiangi dari gulma. Untuk saat musim kemarau tanaman ini harus disiram. Setelah berumur sekitar 2 bulan rumput siap dipotong. Pemotongan dilakukan sekitar 5cm dari tanah apabila terlalu panjang maka pertumbuhan rumput ini jelek dan akan menyusahkan pemotongan berikutnya.
Nilai gizi rumput ini cukup tinggi dan diakui para peternak sebagai makanan ternak yang baik, bila rumput masih muda dan remah batangnya yang masih muda dapat dijadikan rumput kering atau silase (Rismunandar, 1986). Kandungan nutrisi rumput kolonjono yaitu BK 8,59%, PK 1,31%, LK 43,41%, SK 12,80%, BETN 33,89% (Lubis, 1992).

Sumber:
Lubis, D.A.. 1992. Ilmu Makanan Ternak. Penerbit. PT. Pengembangan Jakarta.
Reksohadiprojo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makana Ternak Tropik. BPFE, Yogyakarta.
Rismunandar. 1986. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Penerbit Sinar Baru, Bandung.

3 Domba Perah Paling Populer di Dunia

Di dunia ini terdapat sekitar 320 bangsa ternak domba, dengan 116 dianta-ranya merupakan domba yang dapat diperah. Ternak domba dapat dibedakan berdasarkan kegunaannya meliputi : tipe dual purpose, domba triple purpose dan bangsa domba perah (dairy sheep). 3 domba perah paling populer diantaranya adalah

DOMBA AWASSI

Domba Awassi berasal dari Israel, penyebaran ternak ini selain di Israel sampai ke Libanon dan Yordania ( Asia Barat Daya). Sebenarnya domba ini termasuk domba ekor gemuk, namun setelah mengalami persilangan terus menerus dan terjadi evolusi, terjadi pengurangan ekor gemuknya dan meningkatkan produksi susu. Bangsa domba Israel Improved Awassi dapat memproduksi susu sampai 1.000 – 2.000 kg per tahun.


Tanda-tanda domba Awassi ; mempunyai kepala panjang, sempit dengan profil muka cembung, telinga lebar, panjang dan menggantung. Berat badan pejantannya mencapai 60 – 90 kg, sedang induk / betina dewasa antara 30 – 50 kg. Badan tampak tinggi, tegap, dan kuat. Kaki panjang, tidak gemuk, ekornya gemuk dan lebar, berat ekor pada kambing jantan mencapai 12 kg, sedangkan ekor pada kambing betina sampai 6 kg. Setelah mengalami perkembangan badannya menjadi lebih tinggi dan tegap. Ambing tidak menggantung, pertautannya kuat, bentuk putingnya panjang kebawah dan tidak berlemak.

Baca juga :

DOMBA  EAST FRIESIAN

Bangsa domba East Friesian berasal dari Jerman. Domba ini telah digunakan untuk persilangan dengan domba Awassi dengan tujuan untuk mengurangi lemak ekor domba Awassi serta meningkatkan produksi susu dan wool.


DOMBA  LOHI

Domba Lohi berasal dari Pakistan dan telah tersebar sampai di India dan Pakistan. Ciri-ciri domba Lohi berwarna putih, coklat, dan hitam. Telinga panjang dan menggantung sedangkan ekornya tipis. Domba ini termasuk domba yang subur.


Mengenal Kambing Perah Damaskus, Beetal dan Barbari si Penghasil Susu

Mengenal Kambing Perah Damaskus, Beetal dan Barbari si Penghasil Susu.

Kambing Damaskus

Diantara beberapa bangsa kambing perah di Timur Tengah yang paling penting adalah kambing Damaskus dan sudah merupakan kambing yang banyak dipelihara di Libanon, Syria, dan Cyprus. Kambing tersebut baik yang jantan maupun yang betina tidak bertanduk, warna pada umumnya merah atau merah dan putih, profil mukanya konveks, daun telinga panjang dan menggantung.


Tinggi gumba 70 – 75 cm dan berat badan antara 40 – 60 kg. Produksi susu antara 3-4 liter per hari dan dapat mencapai 6 liter, dengan jumlah produksi 300 – 600 liter dalam 8 bulan. Kambing Damaskus lebih subur dibandingkan dengan Saanen, dimana tiap kelahiran dapat menghasilkan rata-rata 1,76 cempe.

Kambing Beetal

Beetal adalah kambing yang juga penting di India dan Pakistan. Kambing ini ditemui di beberapa district di Punyab India, Rawalpindi, dan Lahore di Pakistan Barat. Sepintas kambing ini seperti Jamnapari, antara lain profil mukanya "Roman nose", telinga panjang tetapi jauh lebih kecil dibandingkan dengan telinga kambing Ettawa. Tampaknya memang seperti ada darah Ettawanya.


Kambing ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak / belang-belang putih. Tinggi gumba kambing jantan dan betina adalah 89 dan 84 cm. Kambing betina dewasa dapat mencapai berat hidup 45 kg. Rata-rata selama laktasi kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 195 kg dalam waktu 224 hari, beranak rata-rata setahun sekali dan pada umumnya anaknya tunggal atau twin (kembar dua).

Kambing Barbari

Kambing Barbari fisiknya lebih kecil dibandingkan dengan Ettawa dan Beetal. Diketemukan di India bagian Utara dan Pakistan Barat. Kambing ini mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak coklat. Tinggi gumba kambing jantan antara 66 – 76 cm, dan yang betina 60 – 71 cm. Kambing betina dewasa berat hidupnya antara 27 – 36 kg. Kambing ini biasanya digunakan untuk produksi susu dan pada umumnya ambingnya berkembang dengan baik. Pernah tercatat produksi susunya selama dalam periode laktasi 235 hari dapat mencapai 144 kg.


Di India bangsa kambing Barbari telah dikembangkan karena produksi susunya, dan karena tubuhnya relatif kecil, sedangkan produk-sinya cukup banyak menyebabkan ternak ini dipandang sebagai produsen susu yang ekonomis.

TERNAK KALKUN

Kalkun adalah unggas yang bentuknya mirip ayam sehingga disebut Ayam kalkun. Perbedaan kalkun dan ayam adalah bentuk ekor kalkun yang khas dan pialnya yang menggantung. Oleh pemerintah, kalkun digolongkan ke dalam aneka unggas, yaiyu unggas yang nilai manfaatnya sama dengan merpati, puyuh dan angsa (Santa. 2013). Kalkun mempunyai bulu cantik dan ukuran yang cukup besar dibanding ayam kampung sehingga masyarakat biasanya memelihara kalkun sebagai ternak hias, tetapi kalkun juga dapat dikembangkan sebagai unggas potong dan penghasil telur.  Menurut Prayitno dan Murad (2009) Klasifikasinya kalkun termasuk dalam Filum Chordata, SubFilum Vertebrata, kelas Aves, Ordo Galliformes, FamilyPhasianidae, Sub Family Miliagris, Genus Meleagris, SpesiesMeleagris Gallopavo, Meleagris Silvestri, dan Meleagris Ocellata.

Kalkun yang berkembang di Indonesia yaitu memiliki tubuh yang relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan varietas kalkun yang dipelihara di negara maju. Bobot kalkun betina dewasa sekitar 3,0-3,5 kg sedangkan jantannya sekitar 6-8 kg. Warna bulunya beragam, ada yang gelap, putih, gelap/hitam bercampur putih, cokelat, dan abu-abu. Diduga kalkun ini adalah keturunan dari berbagai spesies dan varietas kalkun yang ada pada waktu itu dibawa masuk oleh orang-orang Belanda ke Indonesia (Prayitno dan Murad, 2009).
Ciri ciri kalkun jantan dan betina
Cara membedakan kalkun jantan dan betina dapat dilihat dari ukuran tubuhnya. Kalkun jantan memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan kalkun betina. kalkun jantan juga memiliki bulu yang lebih indah dan memiliki snoodyang lebih panjang di atas kepalanya, sedangkan betina memiliki snoodtetapi kurang muncul dan warna bulu kurang berwarna-warni. Suara kalkun jantan juga lebih keras dibandingkan dengan kalkun betina. Kalkun betina tipe ringan dapat dikawinkan pada umur 30 minggu dan  pejantannya dapat mulai dikawinkan pada umur 34 minggu, sedangkan kalkun tipe berat baru dapat dikawinkan pada umur 36 minggu dan pejantannya pada umur 40 minggu. Seekor pejantan kalkun dapat mengawini 10-15 betina. Perkawinan secara alami dilakukan 3 minggu sebelum pemungutan telur untuk ditetaskan.

Menurut Rasyaf dan Amrullah (1983), sebagai unggas potong, daging kalkun memiliki keunggulan yaitu memiliki kandungan protein yang tinggi (30,5-34,2%). Selain itu, mengandung lemak dan energi yang rendah, asam amino yang terkandung dalam proteinnya sangat lengkap dan sempurna seperti telur. Pemeliharaan kalkun dapat dilakukan secara alami atau organik (tidak menggunakan bahan vitamin dan obat-obatan kimia), sehingga dagingnya relatif aman dikonsumsi oleh manusia. Daging kalkun memiliki rasa, aroma, dan tekstur yang tidak bermasalah dan bisa diterima oleh semua golongan.

Sumber :
Prayitno, D.S., dan B.C. Murad. 2009. Manajemen Kalkun Berwawasan Animal Welfare. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Rasyaf, M. Dan I.K. Amrullah. 1983. Beternak Kalkun. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta
Santa. 2013. Seri Life Skill Beternak Kalkun. PT Musi Perkasa Utama. Jakarta.

Senin, 09 November 2015

Tentang Kambing Ettawa / etawa / Jamnapari, Kambing Perah Paling Populer

Jamnapari atau sering disebut kambing Ettawa / etawa mungkin merupakan kambing yang paling populer dan tersebar luas sebagai kambing perah (susu) di India, Asia Tenggara, dan di daerah-daerah lain. Kambing ini mempunyai telinga yang lebar dan panjang serta menggantung. Aslinya berasal dari lembah sungai Chanbal, Gangga dan Jumna. Juga diketemukan di district Ettawa di Ultra Pradesh, sehingga disebut juga kambing Ettawa.

Jamnapari merupakan kambing perah yang baik (excellent) dan juga sering digunakan sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasar putih, coklat, dan hitam. Telinga menggantung dan panjangnya sekitar 30 cm. Ambing berkembang dengan baik. Berat badan kambing jantan dewasa dapat menca-pai 68 – 91 kg, sedangkan yang betina sekitar 36 – 63 kg. Tinggi gumba kambing jantan 91 – 127 cm dan yang betina 76 – 92 cm. 



Produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam periode laktasi 261 hari. Di India produksi susu dapat mencapai 3,8 kg per hari, dan produksi susu tertingi tercatat 562 kg. Kadar lemaknya agak tinggi dengan rata-rata 5,2 %. Karkas kambing Ettawa jantan dewasa dan betina umur sekitar 12 bulan dapat mencapai 44 – 45 % berat hidup.

Kambing Ettawa (di India) biasanya setahun beranak sekali dan rata-rata jumlah anak dalam sekali kelahiran hanya satu. Berdasarkan pandangan pada kemampuan produksi susunya yang baik dan pertumbuhannya, bangsa kambing ini digunakan secara menyebar untuk grading-up kambing-kambing lokal yang lebih kecil seperti di India bagian Barat, Malaysia, dan Indonesia.


Di Malaysia kambing ini sudah digunakan ternak secara ekstensif (meluas) untuk produksi susu dan daging. Kambing peranakan Jamnapari (crossed breed) mempunyai berat hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan peranakan Anglo Nubian, lebih-lebih dibandingkan dengan kambing lokal.

Minggu, 08 November 2015

AMPAS TAHU UNTUK PAKAN TERNAK

Ampas tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan tahu dari kedelai. Sedangkan yang dibuat tahu  adalah cairan atau susu kedelai yang lolos dari kain saring. Ampas Tahu dapat disebut juga sisa barang yang telah diambil sarinya atau patinya atau limbah industri pangan yang telah diambil sarinya melalui proses pengolahan. Masyarakat umumnya memanfaatkan ampas tahu untuk pakan ternak dan sebagian dipakai sebagai bahan dasar pembuataan tempe gembus. Ampas tahu mempunyai kadar protein yang baik dari segi kualitasnya untuk campuran dalam konsentrat yang diberikan kepada ternak. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ampas tahu bervariasi, hal ini antara lain disebabkan oleh perbedaan varietas dari kedelai yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tahu, peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan tahu maupun proses pengolahan. Ampas tahu dapat dijadikan sebagai bahan pakan sumber protein karena mengandung protein kasar cukup tinggi berkisar antara 18-25%, lemak 4,5%, serat kasar 18,21% .

Penyimpanan Ampas Tahu
Ampas tahu yang diperoleh biasanya dalam bentuk basah/ memiliki kandungan air yang tinggi, terlebih lagi kandungan protein pada ampas tahu sehingga bila disimpan akan menyebabkan mudah membusuk dan berjamur. Ampas tahu akan menjadi busuk dan tidak disukai ternak dalam waktu 2-3 hari. Hal ini akan menyebabkan peternak hanya dapat menyimpan ampas tahu sebagai pakan ternak untuk keperluan dua hari saja. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan dilihat dari segi tenaga kerja dan biaya pengangkutan. oleh karena itu dapat dilakukan pengeringan atau pembuatan silase agar ampas tahu dapat disimpan dalam waktu lama.
Untuk memperoleh ampas tahu kering, dilakukan dengan menjemur atau memasukkannya ke dalam oven sampai kering, kemudian digiling sampai menjadi tepung. Tepung ampas tahu sendiri adalah tepung yang diperoleh dari hasil pengeringan dari ampas tahu yang masih basah, dengan alat pengeringan atau sinar matahari, selanjutnya digiling dan diayak hingga menjadi halus. Proses pembuatan tepung ampas tahu terdiri dari tiga tahap yaitu pencucian, pengeringan dan pengecilan ukuran (Rusdi et al., 2011).
Bila mengawetkan ampas tahu secara basah dapat dilakukan dengan pembuatan silase tanpa menggunakan stater. Terlebih dahulu ampas tahu dikurangi kadar airnya dengan cara dipres sampai kadar air mencapai kira-kira 75%. Lalu disimpan dalam ruang kedap udara atau plastik tertutup rapat supaya udara tidak dapat masuk. Setelah tertutup disimpan minimal 21 hari dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Penyimpanan dengan cara pembuatan silase dapat mengawetkan ampas tahu sampai 5-6 bulan (Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat, 1999).
AMPAS TAHU UNTUK PAKAN TERNAK

Penggunaan Ampas Tahu Untuk Pakan Ternak
Surtleff dan Aoyagi (1979) melaporkan bahwa penggunaan ampas tahu sangat baik digunakan sebagai ransum ternak sapi perah. Di Jawa Barat ampas tahu telah banyak dan sudah biasa digunakan oleh peternak sebagai makanan ternak sapi potong untuk proses penggemukan. Di Taiwan ampas tahu digunakan sebagai pakan sapi perah mencapai 2-5 kg per ekor per hari (Heng-Chu, 2004), sedangkan di Jepang penggunaan ampas tahu untuk pakan ternak terutama sapi dan babi dapat mencapai 70% (Amaha, et al., 1996)
Menurut Yusrizal (2002), pemberian ampas tahu dalam ransum yang digunakan sebagai pakan itik mojosari fase stater tidak menimbulkan dampak negatif terhadap performansnya. Ampas tahu yang digunakan dalam ransum itik Mojosari sampai level 15 %. Hal ini berarti ampas tahu bisa diberikan sebagai bahan pakan untuk itik Mojosari dalam fase stater dan finisher karena ampas tahu tidak mempengaruhi performans dari itik Mojosari itu sendiri. Pemberian ampas tahu untuk mengetahui kualitas karkas broiler dilakukan oleh Yuni Sofrianti (2001) diperoleh hasil bahwa pemberian ampas tahu kedalam ransum broiler sampai level 36 % tidak menurunkan kualitas karkas broiler. Menurut Dessita (2003) pemberian ampas tahu sampai level 20% yang diberikan pada puyuh (Cortunix-cortunix japonica) umur 1-6 minggu tidak memberikan efek negatif terhadap performans puyuh umur 1-6 minggu dibandingkan ransum normal. Sedangkan pemberian ampas tahu sampai level 10% yang diberikan pada puyuh (Cortunix-cortunix japonica) setelah 6 bulan produksi secara kumulatif tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi ransum, produksi telur, berat telur dan konversi ransum (Ferdinan sembiring, 2002).

*Sumber utama didapat dari
http://disnak.jatimprov.go.id/web/layananpublik/readteknologi/811/pemanfaatan--as-tahu-sebagai-pakan-unggas#.VkAQ8JgY4sI dan
Tarmidi, A. R., 2002. Penggunaan Ampas Tahu Dan Pengaruhnya Pada Pakan Ruminansia. Unpad.ac.id
*Serta ditambah dari :
Amaha, K., Y. Sasahi, and T. Segawa. 1996. Utilization of Tofu (Soybean Curd) By-Product as Feed for Cattle. http// www.agnet.org
Dessita. 2003. Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Tahu dalam Ransum terhadap Performans Puyuh (Coturnix-cortunix japonica) umur 1-6 minggu. Skripsi. Universitas Bengkulu: Bengkulu.
Ferdinan sembiring. 2002. Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Tahu dalam Ransum terhadap Performans Puyuh (Coturnix-cortunix japonica) setelah 6 bulan produksi. Skripsi. Universitas Bengkulu: Bengkulu.
Heng-Chu, A. 2004. Utilization of Agricultural By-Products in Taiwan. http//www.agnet.org.
Shurtleff, W. and A. Aoyagi. 1975. The Book of Tofu, Food for Mankind. Ten Speed Press, California, USA.
Yusrizal. 2002. Pengaruh Pemberian Ampas Tahu dalam Ransum terhadap Performans itik Mojosari fase stater. Skripsi. Universitas Bengkulu: Bengkulu
Yuni sofrianti. 2001. Pengaruh Pemberian Ampas Tahu dalam Ransum terhadap Kualitas Karkas Broiler. Skripsi. Universitas Bengkulu: Bengkulu.

BUNGKIL KEDELAI UNTUK PAKAN TERNAK


Bungkil kedelai merupakan hasil ikutan atau bahan yang tersisa setelah kedelai diolah dan diambil minyaknya. Bungkil kedelai merupakan surnber protein yang baik bagi ternak. Kandungan protein bungkil kedelai sekitar 44-51% dan merupakan sumber protein yang amat bagus sebab keseimbangan asam amino yang terkandung didalamnya cukup lengkap dan tinggi. Asam amino yang tidak terkandung dalam protein bungki kedelai adalah metionin dan sistein, yaitu asam amino yang biasanya ditambahkan pada pakan campuran jagung-kedelai. Tetapi bungkil kedelai memiliki kandungan lisin dan triptofan yang tinggi sehingga dapat melengkapi defisiensi pada protein jagung dan memberikan kebutuhan asam amino esensial bagi temak.
BUNGKIL KEDELAI UNTUK PAKAN TERNAK
Gambar Bungkil Kedelai
1.   Bungkil Kedelai Untuk Pakan Ternak Non Ruminansia.
Bungkil kedelai merupakan limbah dari produksi minyak kedelai. Sebagai bahan makanan sumber protein asal tumbuhan, bungkil ini mempunyai kandungan protein yang berbeda sesuai kualitas kacang kedelai. Kisaran kandungan protein bungkil kedelai mencapai 44-51%. Hal ini selain oleh kualitas kacang kedelai juga macam proses pengambilan minyaknya. Pada dasarnya bungkil kedelai dikenal sebagai sumber protein dan energi (Rasyaf, 1994).
Sekitar 50% protein untuk pakan unggas berasal dari bungkil kedelai dan pemakaiannya untuk pakan ayam pedaging berkisar antara 15-30%, sedangkan untuk pakan ayam petelur 10-25% (Wina, 1999). Kandungan protein bungkil kedelai mencapai 43-48%. Bungkil kedelai juga mengandung zat antinutrisi seperti tripsin inhibitor yang dapat mengganggu pertumbuhan unggas, namun zat antinutrisi tersebut akan rusak oleh pemanasan sehingga aman untuk digunakan sebagai pakan unggas. Bungkil kedelai dibuat melalui beberapa tahapan seperti pengambilan lemak, pemanasan, dan penggilingan (Boniran, 1999). Bungkil kedelai yang baik mengandung air tidak lebih dari 12% (Hutagalung, 1999).
Kandungan Nutrisi Bungkil Kedelai
Kandungan Nutrisi Bungkil Kedelai
2.   Bungkil Kedelai Untuk Pakan Ternak Ruminansia.
Bahan pakan sumber protein memiliki tingkat kelarutan yang berbeda-beda. Semakin tinggi kelarutan protein dari suatu bahan, maka protein tersebut semakin tidak tahan terhadap degradasi di dalam rumen. Berdasarkan tingkat ketahanan protein di dalam rumen, bungkil kedelai termasuk kelompok sumber protein dengan tingkat ketahanan rendah (<40%), bersama-sama dengan kasein, bungkil kacang dan biji matahari (Chalupa, 1975). Oleh sebab itu bungkil kedelai memiliki nilai biologis yang kurang memberikan arti bagi ternak ruminansia, disebabkan sebagian besar protein kasar bungkil kedelai terfermentasi dalam rumen dan kurang dapat dimanfaatkan oleh ternak. Untuk memperkecil degradasi protein bungkil kedelai dari perombakan mikroba di dalam rumen, maka bungkil kedelai sebelum diberikan pada ternak perlu mendapat perlindungan.
Perlindungan dimaksudkan untuk mengurangi perombakan protein oleh degradasi mikroba rumen tanpa mengurangi ketersediaan amonia untuk sintesis protein mikroba dan tanpa mengurangi kemampuan hidrolisis oleh enzim-enzim di dalam abomasum dan usus. Perlindungan protein dari degradasi rumen dapat dilakukan dengan cara pemanasan, pemberian formalin, tanin dan kapsulasi.

Sumber:
Boniran, S. 1999. Quality control untuk bahan baku dan produk akhir pakan ternak. Kumpulan Makalah Feed Quality Management Workshop. American Soybean Association dan Balai Penelitian Ternak. hlm. 2-7.
Hutagalung, R.I. 1999. Definisi dan Standar Bahan Baku Pakan. Kumpulan Makalah Feed Qualiy Management Workshop. American Soybean Association dan Balai Penelitian Ternak. hlm. 2-13.
Rasyaf, M. 1994. Makanan Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta.
Wina, E. 1999. Kualitas protein bungkil kedelai: Metode analisis dan hubungannya dengan penampilan ayam. Kumpulan Makalah Feed Quality Management Workshop. American Soybean Association dan Balai Penelitian Ternak. hlm. 1-3