Ternak

Senin, 28 September 2015

CIRI CIRI KOMPOS SUDAH MATANG

Kompos merupakan dekomposisi bahan-bahan organik atau proses perombakan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Kompos didefinisikan sebagai campuran pupuk dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan atau campuran keduanya yang telah terlapuk sebagian dan dapat berisi senyawa-senyawa lain seperti abu, kapur dan bahan kimia lainnya sebagai bahan tambahan dimana unsur-unsur tersebut adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman.
Sifat Fisik Kompos :
1.   Berwana coklat kehitam-hitaman.
2.   Tidak berbau busuk.
3.   Tekstur kompos, sedikit berserat halus.
4.   Kadar air, secara visual, apabila dikepal kuat tidak menjadi bergumpal keras ketika kepalannya dibuka juga tidak terurai terlepas seperti pasir kering.
Sifat Kimia Kompos
1.   pH 6,5-7,5
2.   Rasio C/N 10-20
3.   Kapasitas tukar Kation ≥ 20 meq/100gr
4.   Daya hantar Listrik ≥ 2 mhos/ cm
5.   Nitrogen 0,4-3,5 %
6.   Phospor 0,3-3,5%
7.   Potasium 0,5-1,8%
CIRI CIRI KOMPOS SUDAH MATANG
Sumber:
Tan, K.H. 1993. Environmental Soil Science. Marcel Dekker. Inc. New York

Minggu, 27 September 2015

PENGERTIAN BODY CONDITION SCORE (BCS)

Body Condition Score (BCS) merupakan suatu tehnik penilaian yang membantu peternak dalam menilai tingkat perlemakan atau kegemukan. Kisaran angka untuk menilai yaitu 1-9, berdasarkan bentuk dan konformasi tubuh (bukan berdasarkan bobok atau berat hidup). Sapi dengan bobot hidup sama kemungkinan memiliki BCS yang jauh berbeda. BCS diberikan berdasarkan pada perlemakan pada brisket, iga, punggung, pinggul, tulang duduk dan pangkal ekor. BCS pada sapi pedaging yang optimal adalah 5-7.

Penilaian ternak sapi sangat tergantung kepada : jenis, bangsa dan tipe ternak. Masing-masing jenis, bangsa dan type memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal produksi daging. Sapi Brahman dan sapi Simental (berbeda bangsa), dengan berat hidup yang sama akan menghasilkan jumlah dan kualitas daging yang berbeda.
PENGERTIAN BODY CONDITION SCORE (BCS)
Body Condition Score(BCS) atau skor kondisi tubuh sapi sangat mempengaruhi keberhasilan usaha penggemukan. Menurut OFAC (2010), sapi bakalan yang baik untuk digemukkan adalah sapi dengan nilai BCS 2,5 (kurus) dan 3 (sedang) untuk kisaran angka 1-5. Selama ini belum ada penelitian yang melihat perbedaan BCS antara bangsa sapi yang digemukkan pada usaha penggemukan, oleh karena itu perlu ada kajian ilmiah.

Jenis Bambu Yang Digunakan Untuk Fermentasi Dadih

Umumnya bambu yang digunakan sebagai wadah fermentasi dadih di Sumatera Barat ada tiga jenis yaitu, bambu talang (Schizoztachyum brachycladum), bambu gombong (Gigantocloa verticallata) dan bambu betung ( Dendrocalamus asper ). Bambu talang (Schizoztachyum brachycladum) bambu ini dikenal dengan nama daerah buluah ampo dan pada beberapa daerah lain disebut juga buluh. Bambu jenis ini banyak digunakan untuk fermentasi dadih yang berasal dari daerah Batu Sangkar dan Kabupaten Solok. Bambu ini mempunyai kultur bakteri asam laktat paling banyak adalah genus Lactobacillus dan Leuconostoc. Bambu gombong (Gigantocloa verticallata) bambu jenis ini banyak digunakan untuk fermentasi dadih yang berasal dari Bukit Tinggi. Bambu ini mempunyai kultur bakteri asam laktat paling banyak adalah genus Lactobacillus. Bambu betung ( Dendrocalamus asper ) bambu ini dikenal dengan nama daerah batuang gadang, banyak digunakan untuk dadih yang berasal dari Kabupaten Agam, Kabupaten 50 kota, dan Kabupaten Solok. Bambu ini mempunyai kultur bakteri asam laktat paling banyak adalah genus Lactobacillus.

bambu untuk fermentasi dadih

Bambu betung (Dendrocalamus asper) juga dikenal dengan nama Bambusa Aspera Schultes, Dendrocalamus Flagelifer, Gigantochloa Aspera Schultes, Dendrocalamus Merrilianus Jenis bambu ini mempunyai rumpun yang agak sedikitrapat. Warna batang hijau kekuning-kuningan. Ukurannya lebih besar dan lebih tinggi dari jenis bambu yang lain. Tinggibatang mencapai 20 m dengan diameter batang sampai 20cm. Ruas bambu betung cukup panjang dan tebal,panjangnya antara 40 - 60 cm dan ketebalan dindingnya 1 -1,5 cm. Jenis bambu ini dapat ditemui di dataran rendah sampaiketinggian 2.000 m dpl. Bambu ini akan tumbuh baik bilatanahnya cukup subur, terutama di daerah yang beriklimtidak terlalu kering.Bambu betung sifatnya keras dan baik untuk bahan bangunan karena seratnya besar-besar serta ruasnya panjang

Jumat, 25 September 2015

Nutrisi Dadih - Makanan Fermentasi menyehatkan

Dadih memiliki tekstur padat, dengan kadar keasaman (pH) sekitar 3,4. Karakteristik dadih susu kerbau adalah sebagai berikut: kadar air 84,35%, protein 5,93%, lemak 5,42%, karbohidrat 3,34%. Komposisi gizi akan sangat tergantung dari kualitas susu yang digunakan. Saat ini pengolahan dadih masih dikerjakan oleh industri rumah tangga pangan (IRTP). Penyebarannya juga masih sangat terbatas yaitu di propinsi Sumatera Barat terutama di daerah Bukit Tinggi dan Payakumbuh dan di propinsi Riau. Belum berkembangnya industri pengolahan dadih di Indonesia kemungkinan dikarenakan beberapa faktor antara lain bahan baku susu kerbau, penggunaan bambu dan tidak tersedianya kultur untuk starter dadih. (Budjianto, 2010)

dadih

Dadih mengandung bakteri asam laktat yang telah diidentifikasi termasuk golongan probiotik. Dengan mulai timbulnya kesadaran masyarakat akan manfaat susu fermentasi terutama yang mengandung probiotik, maka industri dadih di Indonesia mempunyai peluang yang baik untuk dikembangkan.Walaupun telah banyak penelitian yang dilakukan tentang bakteri asam laktat yang ada di dadih, sampai saat ini belum ada ketersediaan starter dadih di pasar. Dan ini yang menjadi titik lemah pada industri fermentasi susu di Indonesia tidak hanya dadih tapi juga industri yoghurt. Pada industri yoghurt skala menengah besar starter bakteri asam laktat masih dimpor dari Eropa.

Selasa, 22 September 2015

Cara Membuat Dadih, Fermentasi Susu Kerbau dari Minang

Dadih adalah bahan pangan tradisional dari daerah Sumatera Barat dan Riau, berasal dari susu kerbau segar yang dibuat dengan cara fermentasi alami dalam tabung bambu yang ditutup dengan daun pisang atau plastik. Proses pembuatan dadih ini sangat sederhana. 

Pertama, susu kerbau segar yang baru diperah disaring untuk memisahkan kotoran atau benda asing yang masuk selama pemerahan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung bambu yang telah dipotong (dengan panjang masing-masing kurang lebih 5 cm dari ruas/buku bambu). Bambu yang digunakan harus masih segar atau belum kering, karena dari hasil penelitian bambu pada bagian dalam bambu inilah yang mengandung bakteri asam laktat (BAL) yang membuat susu kerbau menggumpal menjadi dadih. 

dadih

Kedua, tabung bambu yang telah berisi susu kerbau ini ditutup dengan daun pisang atau plastik dan diikat dengan karet gelang. 

Ketiga, tabung bambu yang telah berisi susu kerbau dibiarkan dalam ruangan yang tidak kena sinar matahari langsung (difermentasi) selama kurang lebih 2 hari atau sampai menjadi kental/menggumpal. 

Jumat, 18 September 2015

Mengenal Dadih - Susu fermentasi alami asal Sumatera barat

Dadih adalah produk olahan dari susu kerbau yang dibuat dengan cara fermentasi alami pada suhu kamar selama 2 hari. Saat ini dadih dikonsumsi sebagai makanan adat, disuguhkan pada acara pernikahan dan pemberian gelar datuk di daerah Sumatra Barat, selain di daerah Sumatra Barat dadih juga terdapat di daerah Riau. Umumnya dadih dikonsumsi langsung bersama nasi setelah diberi irisan bawang merah dan cabe merah, atau dadih dicampurkan ke dalam minuman es bersama emping ketan, santan dan gula merah. Dadih yang disenangi oleh konsumen adalah yang berwarna putih, bertekstur lembut dengan aroma spesifik. Dewasa ini yang menjadi masalah besar adalah konsumsi dadih yang terus menurun, sehingga menyebabkan masa depan dari produksi susu kerbau dan dadih menjadi suram (Ibrahim, 2010)

dadih susu kerbau

Pembuatan dadih sampai saat ini masih dilakukan secara tradisional, sehingga kualitas dadih yang diperoleh berbeda-beda. Belum adanya standar pembuatan dadih menyebabkan kualitas dadih yang diperoleh bervariasi pada masing-masing pengolah. Upaya-upaya peningkatan kualitas dadih baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologis sangat diperlukan.Upaya pengembangan dadih dari makanan tradisional menjadi salah satu produk bahan pangan olahan susu yang mempunyai peluang besar menjadi produk komersial telah banyak dilakukan. Upaya-upaya tersebut antara lain melalui  penggantian susu kerbau dengan susu sapi. Pada umumnya, peminat susu kerbau relatifsedikit, mungkin hal ini akibat persediaan yangterbatas, tidak ada pemasaran atau tidakdisukai karena kandungan lemak yang dapatmenyebabkan rasa mual atau bahkan sampaimembuat diare apabila susu kerbau di minumdalam jumlah yang cukup banyak.

Dadih diolah secara tradisional oleh masyarakat di Minangkabau atau dengan kata lain dadih di fermentasi secara alami yang berbahan baku susu kerbau dalam wadah bambu. Pembuatan dadih sangat sederhana setelah susu kerbau di perah disaring dan di tuang kedalam tabung bambu, kemudian di tutup dengan daun pisang. Dadih yang sudah di tutup dengan daun pisang selanjutnya di diamkan selama dua hari pada suhu ruangan. Penggunaan bambu sebagai wadah tempat penyimpanan susu ini sangat berpengaruh terhadap mutu dadih, hal ini juga pernah dinyatakan Sayuti (1993) dadih yang dibuat dari bambu betung akan bewarna putih seperti susu dengan tekstur yang licin. Pembuatan dadih di Sumatera Barat biasanya dilakukan dari 3 macam bambu yaitu bambu betung, bambu talang dan bambu gombong. 

Kamis, 17 September 2015

COPROPHAGY PADA KELINCI

Kelinci termasuk pseudoruminan atau ruminansia semu karena merupakan hewan herbivora non ruminansia yang mempunyai system pencernaan monogastrik dengan perkembangan sekum dan kolon seperti pencernaan ruminansia. Sebagai ternak ruminansia semu, kelinci dapat mencerna sebagian serat kasar, terutama dari bahan nabati, dengan bantuan bakteri yang hidup di dalam sekum dan colon. Kelinci juga bersifat coprophagy, yaitu memakan kembali feses yang dikeluarkan dan biasanya terjadi pada malam hari atau pagi hari. Coprophagy sendiri berasal dari bahasa yunani copros yang berarti feses dan phagein yang berarti makan.

Dalam proses pencernaan, kelinci mengeluarkan dua jenis feses, yakni feses normal yang biasa ditemukan dibawah sangkarnya dan  feses berbentuk lebih kecil dan lembek serta menggumpal (Kartadisastra, 1994). Kelinci akan melakukan suatu proses recyclingyang disebut coprophagy, yaitu feses yang lembek dimakan kembali dan dipakai sebagai sumber nutrien tertentu. Kelinci memakan kembali fesesnya biasanya dilakukan pada malam hari, dimana feses masih dalam keadaan lembek. Feses tersebut mengandung banyak nutrien yang diperlukan oleh kelinci yaitu protein (asam amino) dan kelompok vitamin B. Jadi dalam memenuhi asam amino serta vitamin B komplek kelinci melakukan coprophagy yang mulai dilakukan pada umur 3–4 minggu, setelah kelinci memakan pakan yang solid (Prawirokusumo, 1994).
COPROPHAGY PADA KELINCI
Sumber gambar: http://www.barrowbunnies.com
Hal ini terjadi berdasar pada kontruksi saluran pencernakannya. Walaupun memiliki sekum yang besar, kelinci ternyata tidak mampu mencerna bahan bahan organik dan serat kasar dari hijauan sebanyak yang dapat  dicerna oleh ternak ruminansia murni (sapi, kambing). Melahap tinjanya sendiri bukanlah tanda ketidakwajaran atau ketidakwarasan pada kelinci. Corprophagy merupakan perilaku normal, sehat, dan sangat perlu dilakukan kelinci untuk menjaga kesehatannya secara menyeluruh.

Sumber:
Kartadisastra, H. R., 1994. Kelinci Unggul. Kanisius. Yogyakarta.
Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE. Yogyakarta.

Rabu, 16 September 2015

KARAKTERISTIK KAMBING BENGGALA

Kambing Benggala di duga merupakan hasil persilangan kambing Black Benggal dengan kambing Kacang yang diduga dibawa pedagang bangsa Arab yang datang ke daerah sekitar Pulau Timor dan Pulau Flores di Propinsi Nusa Tenggara Timur  sebelum Jaman Penjajahan Hindia Belanda. Black bengal sendiri merupakan kambing benggala hitam yang tergolong kecil dan tersebar luas di Assam dan Bangladesh bagian utara. Dengan selang waktu yang sudah ratusan tahun melalui persilangan kambing tersebut mengalami  penghanyutan genetik dan beradaptasi dengan lingkungan setempat. Kambing Benggala secara umum lebih besar dari kambing Kacang, umumnya di dominasi warna hitan dan yang sedikit berwarna kecoklatan. Ciri khas dari kambing ini antara lain: Bentuk telinga sedang, lurus kesamping dan  kira-kira sepertiga bagian ujung telinga jatuh seperti patah di ujung, garis muka lurus tidak cembung seperti Peranakan Ettawah (PE), garis punggung lurus, bulu rambut sedang menutup semua permukaan kulit tetapi tidak pajang atau tebal, penampilan ambil sedang, tanduk tegak ke belakang.
KARAKTERISTIK KAMBING BENGGALA
Berat rata-rata kambing Benggala umur 6 bulan sekitar 13.8 kg, umur 9 bulan sekitar 18.9 kg, umur 1 tahun  (1 pasang gigi permanent) sekitar 22 kg, umur diatas 2  tahun (2 pasang gigi permanent) sekitar 25.8 kg, umur  3-4 tahun rata-rata bobot badan 31 kg.  Induk kambing Benggala rata-rata bobot badannya 37.9 kg (35-41 kg) dan pejantan kambing Benggala rata-rata 40 kg (40-52.5kg). Berat badan kambing Benggala termasuk tipe sedang lebih besar dar kambing Kacang dan lebih kecil dari kambing Peranakan Ettawah (PE). Kambing ini termasuk tipe pedaging (kambing potong) dan biasanya cukup prolific (jumlah anak sekelahiran lebih dari satu/ kembar). Kambing Benggala mempunai ambing susu cukup bagus sehingga produksi susu relatip cukup untuk kebutuhan anak walaupun kembar 2 atau tiga pada saat pra sapih.
Untuk mendownload artikel ini silahkan Klik dibawah ini

Sumber:
Fitra A. P, A. Batubara, M. Doloksaribu Dan E. Sihite. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Beberapa Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan. Sumatera Utara.
http://peternakan.litbang.pertanian.go.id

Selasa, 15 September 2015

KARAKTERISTIK KAMBING GEMBRONG

Kambing gembrong adalah salah satu jenis kambing yang memiliki penampilan yang spesifik dan di Indonesia hanya terdapat di Bali. Kambing ini diberi nama kambing gembrong oleh masyarakat setempat karena bulunya yang panjang dan lebat terutama pada yang jantan dengan bulu dibagian muka sering menutupi matanya. Keberadaan kambing gembrong menambah keragaman hayati yang ada di Bali sehingga perlu dipertahankan dan dapat merupakan aset daerah. Namun dewasa ini, populasi kambing gembrong terus berkurang karena beberapa kendala yang dihadapi oleh peternak di lapangan seperti gangguan oleh anjing hutan yang sering memangsa kambing ini terutama di malam hari dan juga banyak yang menderita penyakit scabies (Yupardi, 1998).
Ciri khas dari kambing gembrong adalah berbulu panjang. Pada kambing jantan panjang bulunya sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan telinga. Sedangkan pada kambing gembrong betina berbulu pendek berkisar 5-8 cm.
KARAKTERISTIK KAMBING GEMBRONG
Warna tubuh kambing gembrong pada umumnya putih (61,5%) tapi ada sebagian yang berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna tubuh umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna 15,38% dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing gembrong adalah 1,25. Rataan bobot lahir tunggal 2 kg sedangkan yang kembar dua 1,5 kg. Tingkat kematian prasapih 20% (Sinar Tani, 2007).
Matram et. al, (1993) melaporkan bahwa dalam kondisi pemeliharaan tradisional diperoleh bobot badan kambing jantan dewasa 32–45 kg, tinggi gumba 58–65 cm, lingkar dada 73–86 cm dan panjang badan 56–65 cm. sedangkan kambing gembrong betina dewasa memiliki bobot badan 21–31 kg, tinggi gumba 49–60 cm, lingkar dada 70–82 cm dan tinggi badan 50–61 cm. Kambing gembrong dapat dikawinkan pada umur 6 bulan sehingga beranak pertama kali pada umur 12 bulan dengan tipe kelahirannya berkisar antara lahir tunggal sampai kembar tiga.

Sumber: 
Matram, B., I D. K. H. Putra, W. Wirtha, W. S. Yupardhi dan I G. A. A. Putra. 1993. Pemurnian dan Kinerja Kambing gembrong di Bali Timur. Laporan Penelitian FAFET UNUD Denpasar.
Sinar Tani. 2007. Tujuh Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Edisi 25 April–1 Mei.
Yupardi, W. S. 1998. Gambaran Fisologis Darah Kambing Gembrong Penderita Skabies. Majalah Kedokteran Unud. 29 (100).

Senin, 14 September 2015

KARAKTERISTIK KERBAU JAFFARABADI

Kerbau jaffarabadi adalah jenis kerbau yang ditemukan dalam jumlah besar di kawasan hutan Gir-Kathiawar khususnya mengarah ke Jaffarabad India. Kerbau jaffarabadi termasuk tipe perah. Sebagai penghasil air susu kerbau ini dapat berproduksi 15 – 18 Kg per hari dengan lemak susu (butter fat) tinggi. Kerbau jaffarabadi dikenal juga sebagai Bhavanagri, Gir atau Jaffari. Pengembangbiakan saluran meliputi kabupaten Amreli, Bhavnagar, Jamnagar, Junagadh, Porbandar dan Rajkot daerah Gujarat. Warnanya biasanya hitam. Rata-rata produksi susu adalah 1.000 sampai 1.200 kgper masa laktasi.
Sumber Gambar : www.dairyknowledge.in
Karkteristik kerbau Jaffarabadi adalah:
1.   Memiliki berat sampai 800 kg sampai 1000 kg.
2.   Kerbau Jaffarabadi menunjukan tanda nyata pada dahi yang sangat menonjol, datar, dan tebal.
3.   Kepala besar dan lebar.
4.   Tanduk melengkung ke bawah membentuk seperti cincin. Di daerahnya sana tanduk ini berfungsi untuk melawan singa di hutan Gir.
5.   Tubuh berbentuk masif, tinggi, relatif panjang dan tidak terlalu kompak.
6.   Kulit berwarna hitam atau kelabu.
7.   Ambing dan puting berkembang dengan baik.
8.   Kaki kuat dan lurus.
9.   Leher kuat dan berkembang dengan baik.

KARAKTERISTIK KERBAU SURTI

Kerbau Surti atau Surati adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal di daerah Gujarat, negara bagian Bombay di antara sungai Mahi dan Sabarmati. Kerbau Surti dikenal sebagai penghasil susu yang baik. Hasil susu berkisar dari 900 sampai 1.300 kg. Usia di calving pertama adalah 40 sampai 50 bulan dengan masa intercalving dari 400 sampai 500 hari. Sifat Heritabilitas berkisar 0,2-0,3. Keunikan dari jenis ini adalah persentase lemak yang tinggi dalam susu ( 8-12% ).
KARAKTERISTIK KERBAU SURTI
Sumber gambar: dahd.nic.in
Kerbau surti berukuran sedang dan mempunyai temperamen yang baik. Terdapat warna putih seperti kerah pada lehernya. Bulu kipas ekor berwarna putih. Kerbau Surti dengan warna putih pada dahi, kaki dan bulu kipas ekor paling disukai. Muka dan moncongnya bersih dengan lubang hidung yang relatif besar, telinga berukuran sedang dengan warna kemerahan dibagian sebelah dalamnya. Leher cukup panjang dan pipih pada yang betina, tetapi tampak tebal dan masssive pada yang jantan. Tubuh pada ternak betina bagian depan sempit, semakin kebelakang semakin lebar dan besar, punggung lurus dan lebar serta gumba segaris dengan garis punggungnya. Ambing berkembang baik dengan Warna merah jambu dan puting berukuran sedang dengan jarak yang cukup lebar, dan vena susu kelihatan menonjol. Tinggi gumba, panjang badan dan berat badan yang jantan 130,8 cm; 154,2 cm dan 670 kg, sedang pada kerbau betina 124,5 cm, 138,4 cm; dan 540 kg.
*Dirangkum dari berbagi sumber.

KARAKTERISTIK KERBAU MURRAH

Kerbau Murrah adalah kerbau yang berasal dari Ultra Pradesh Barat, Delhi, Haryana di India serta Karachi di Pakistan. Di indonesia sudah banyak di temukan kerbau murrah khususnya di Medan Sumatera Utara oleh pekerja perkebunan dan bekas pekerja perkebunan yang didatangkan dari India pada masa penjajahan Belanda. Kerbau murrah termasuk kerbau tipe perah. Hasil susu dalam 9-10 bulan masa laktasinya antara 1360 kg-2270 kg. Selain sebagai penghasil susu kerbau Murrah juga tercatat sebagai penghasil lemak yang paling efisien. Meskipun kerbau murrah termasuk tipe perah, tetapi para petani di indonesia kadang-kadang menggunakan ternak ini sebai ternak kerja.
KARAKTERISTIK KERBAU MURRAH
Sumber Gambar: www.dairyknowledge.in
Karakteristik :
1.   Tanduk pendek melengkung, mula-mula ke arah caudolateral, kemudian membelok dorso-medial dan terus ke mediocranial.
2.   Kepala kecil jika dibandingkan dengan badannya yang besar.
3.   Telinga kecil menggantung,
4.   Leher panjang,
5.   Kaki lurus, pendek kuat berkuku hitam besar,
6.   Kerangka tubuh kompak, bentuk betina trapesium (seperti sapi perah),
7.   Ambing kerbau betina besar, bentuknya baik serta memiliki pembuluh balik (vena) yang menonjol. Puting ambing bentuknya simetris dan panjang serta jaraknya baik.
8.   Ekor panjang dan ramping sampai mencapai persendian tarsus (pergelangan kaki) dan biasanya ujung rambut berwarna putih.
9.   Badannya besar dan kulitnya berwarna hitam atau kelabu kehitam-hitaman
10. Bobot badan ternak kerbau jantan dewasa rata-rata 544 kg, sedangkan bobot badan betina dewasa rata-rata 450 kg.
11. Kerbau Murrah jantan memiliki ukuran panjang bad badan 151 cm, tinggi pundak 142 cm, lingkar perut 223 cm, panjang muka 53 cm, lebar muka 27 cm dan panjang telinga 28 cm. Sedangkan pada betina panjang badan 149 cm, tinggi pundak 133 cm, lingkar perut 220 cm, panjang muka 51 cm, lebar muka 21 cm dan panjang telinga 28 cm (Cockrill, 1974).
Sumber:
Cockrill, W.R. 1974. Observations on Skin Colour and Hair Patterns. Dalam : Cockrill, W.R. (Editor). 1974. The Husbandry and Health of the Domestic Buffalo. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Roma, Italy.
http://www.academia.edu/8445897/KERBAU_PERAH\
Sunari. Beternak kerbau. JPBooks. Surabaya.

Minggu, 13 September 2015

CARA MEMILIH BIBIT KELINCI YANG BAIK

Memilih bibit kelinci harus benar-benar diperhatikan. Karena bibit berperan besar dalam menentukan tingkat keberhasilan ternak kelinci. Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara. Sebagai acuan, Dalam pemilihan bibit yang baik harus mempertimbangkan hal seperti :
1.   Kesehatan kelinci
Ciri-ciri tampilan tubuhnya, yaitu sehat, bentuk badan baik, kaki lurus tidak bengkok, telinga tegak, bulu mengkilap, mata bersinar. Hal ini sesuai menurut pendapat Manshur (2009), bahwa bibit kelinci yang baik, yaitu penampilan secara umum nampak tegap gerakannya gesit dan lincah, bulu halus mengkilap dan tidak rontok, pandangan mata nampak tajam, nafsu makan baik, bagian kaki tidak bengkok, tampil lurus tegap dan kokoh menyangga badan, ekor naik mengikuti arus tulang punggung
2.   Kemampuan berproduksi
Ada kelinci yang dapat melahirkan 10 ekor atau bahkan lebih. Tetapi ada pula induk kelinci yang mampu melahirkan hanya 4 bahkan 2 ekor saja. Kecendrungan tersebut ada yang sifatnya memang keturunan atau karena faktor luar seperti kesehatan dan kondisi lingkungan. Ini semua ada sisi negatif dan positif. Induk kelinci yang melahirkan banyak anak belum tentu bagus karena semakin banyak anak, semakin banyak pula yang harus di perhatikan oleh sang induk. Tak heran jika terkadang ada beberapa anak yang mati akibat induk tidak bisa menyusui semua anaknya. Dan jika terlalu sedikit maka akan merugikan kita sendiri sebagai pemelihara. Suatu jumlah yang ideal yaitu induk dapat melahirkan sekitar 8 anak saja sudah sangat bagus. Dengan jumlah demikian maka sang induk akan bisa memperhatikan semua anaknya.
3.   Umur kelinci
Umur bibit kelinci yang baik dipelihara, yaitu sekitar umur 35 hari atau sudah berumur 60 hari. Anakan kelinci akan lepas sapih pada umur tersebut, karena pada umur dibawah 35 hari anak kelinci masih membutuhkan susu dari sang induk, dan juga hal ini untuk menghindari dari tinggakt kematian bibit.
Sumber gambar: www.animalsglobe.ru
Dijelaskan lebih lanjut menurut Sarwono (2008) agar usaha peternakan dapat dicapai, diperlukan bibit-bibit yang sehat, produktif, dan mampu menghasilkan banyak anak, baik jantan maupun betinanya. karakter dan ukurannya harus sesuai dengan standar ras yang berlaku, usia bibit harus masih muda dan dalam keadaan masih produktif.

Sumber:
Http://kelinci07.blogspot.co.id
Manshur, F. 2009. Kelinci Pemeliharaan Secara Ilmiah, Tepat dan Terpadu. Nuansa, Bandung.
Sarwono. 2008. Kelinci Potong dan Hias. Jakarta: Agro Media Pustaka.