Ternak

Senin, 20 April 2015

Tahapan Proses Penyamakan Kulit Samak nabati

Beberapa tahapan Proses Penyamakan Kulit
Perendaman (Soaking
Tujuan dilakukan perendaman (soaking) yaitu melunakkan kulit dengan maksud mengembalikan kulit seperti kulit basah (green hido atau kulit segar), menghilangkan kotoran, mempermudah menetralisasi bahan-bahan kimia pada proses berikutnya, dan menghilangkan garam-garam pengawet karena garam mencegah pembengkakan kulit sehingga akan menyulitkan pada proses berikutnya
Proses soaking dilakukan pertama kali dengan memisahkan kulit menurut klasifikasinya. Setelah itu, kulit ditimbang beratnya dan kulit dimasukkan dalam campuran air, antiseptik, teepol, dan NaOH. Temperatur air perendam 600% dibuat suhu sekitar 27 sampai 30ºC (suhu lebih dari 30ºC terjadi dekomposisi kulit), kemudian ditambahkan campuran antiseptik 0,5%, teepol 0,5%, dan NaOH 0,5%. Kulit diremas-remas selama 30 menit dan direndam selama semalam. Tanda-tanda kulit yang baik setelah perendaman yaitu tidak terdapat bau busuk, kulit lemas secara merata, bulunya tidak rontok dan beratnya naik menjadi 200 sampai 250 persen (dari berat awal kulit).

Baca juga (Proses, teknik, dan cara penyamakan kulit)
Pengapuran (Liming)
Tujuan proses pengapuran adalah menghilangkan epidermis, manghilangkan kelenjar minyak dan lemak, menghilangkan zat-zat kulit yang tidak diperlukan, untuk kulit yang memerlukan tingkat kelemasan yang tinggi maka proses pengapuran perlu dilakukan lebih lama dan lebih banyak zat kulit yang dikurangi, menghilangkan dan memudahkan pelepasan lapisan subkutis dari lapisan kutisnya

Kulit dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air lalu kulit ditimbang beratnya. Kulit dimasukkan dalam campuran air sebanyak 400% (dari berat kulit), kapur 5%, dan Na2S 2%. Sebelumnya Na2S diencerkan dengan air panas dengan perbandingan 1:10. Kulit diremas-remas selama 20 menit kemudian didiamkan selama 10 menit. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 4 kali, lalu kulit direndam selama semalam.
Penambahan Na2S bertujuan untuk memutuskan ikatan protein sehingga sisik dengan kulit gampang untuk dihilangkan. Penambahan kapur bertujuan untuk membengkakkan kulit. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil proses pengapuran adalah temperatur, pH, konsentrasi, dan waktu. Tingginya suhu tidak boleh melebihi 27oC, hal ini dapat menyebabkan kapur menjadi sulit larut dan akan membahayakan kulit karena kulit dalam keadaan basa kuat. pH pada saat proses pengapuran diusahakan berkisar antara 11 sampai 12, bila pH terlalu rendah maka aktifitas bahan perontok bulu akan berkurang namun bila terlalu tinggi maka akan dapat merusak rajah kulit. Semakin tinggi konsetrasi pengapuran maka pengapuran akan semakin baik. Hal ini terjadi karena penghilangan globular protein maupun perontokan dapat berjalan dengam cepat. Waktu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ketebalan kulit, jenis kulit, dan tujuan penggunaan kulit jadi.
Tanda-tanda kulit yang baik setelah pengapuran yaitu kulit tidak hancur, nerf tidak rusak, tidak terdapat goresan, tidak ada bintik-bintik dan bekas darah, dan bulu mudah dilepaskan dari kulit.
Buang kapur (Deliming)
Tujuan deliming untuk menghilangkan sisa-sisa kapur yang masih tersisa pada kulit. deliming atau proses buang kapur bertujuan untuk menghilangkan kapur yang terikat maupun yang tidak terikat pada bagian daging dan serat-serat kulit serta mempersiapkan kulit untuk proses selanjutnya. Jika kapur didalam kulit tidak dihilangkan maka kulit menjadi keras, mudah rapuh, dan berwarna gelap pada proses selanjutnya.
Langkah pertama, kulit ditimbang untuk mengetahui beratnya. Selanjutnya kulit dimasukkan dalam campuran air 200% dan natrium formiat 3%. Kemudian asam sulfat yang telah diencerkan sebanyak 0,75% dari berat kulit ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran tersebut. Penambahan asam sulfat yang dilakukan harus dilakukan dengan tepat. Jika penambahan asam sulfat berlebihan akan menyebabkan kulit menjadi rusak. Selanjutnya kulit diremas-remas selama 90 menit lalu direndam selama semalam.
Tanda-tanda proses deliming berhasil apabila 2/3 sampai 3/4 penampang kulit berwarna putih (sebelumnya kulit telah diberi indikator pp) dan sisa kapur yang tertinggal berwarna merah dengan indikator pp akan menghilang pada proses selanjutnya.
Degreasing
Degreasing yaitu proses yang dilakukan untuk menghilangkan lemak yang ada di dalam kulit. Degreasing dilakukan dengan menimbang kulit telebih dahulu beratnya kemudian kulit dimasukkan ke dalam air 100%, teepol 5%, dan bensin 5%. Kulit diremas-remas selama 45 menit.  degreasing bertujuan untuk membuang sisa-sisa lemak baik setelah pikel maupun sebelum proses penyamakan serta menghilangkan seluruh lemak alami pada jaringan lemak yang masih terdapat pada kulit baik pada bagian daging maupun bagian yang dirajah.
Bating
Tujuan bating yaitu melanjutkan pembuangan sisa zat-zat dalam kulit yang bukan kolagen yang belum hilang pada proses liming, menghilangkan sisa-sisa akar bulu, menghilangkan kepekaan kulit agar kulit tidak mengadakan kontraksi, dan menghilangkan zat-zat kulit yang tidak diperlukan.
Proses bating biasanya menggunakan enzim kelenjar pankreas hewan ternak (babi, sapi, kambing, dan domba). Pankreas dari sapi kemampuan digestinya lemah, kambing dan domba kemampuan digestinya medium, sedangkan babi kemampuan digestinya yang paling kuat
Bahan-bahan yang digunakan proses bating yaitu air 100%, oropon 1%. Oropon berfungsi sebagai agensia bating. terdapat banyak nama-nama paten yang terdapat dalam perdagangan misanya oropon,pancrealenzylon, dan lain-lain. Proses bating dilakukan dengan mencuci kulit terlebih dahulu kemudian menimbang beratnya. Kulit dimasukkan ke dalam campuran air dan oropon kemudian kulit diremas-remas selama 2 jam dan kulit direndam selama semalam.
Tanda-anda kulit yang baik setelah mengalami proses bating apabila kulit ditetesi indikator pp penampang kulit seluruhnya akan berwarna putih, apabila kulit ditekan dengan ibu jari akan membekas dan lama kembalinya, dan kulit akan terasa licin kalau dipegang.
Tanning
Tanning bertujuan untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas mikroorganisme, khemis, atau phisis menjadi kulit tersamak yang lebih tahan terhadap pengaruh-pengaruh tersebut.
Proses tanning memerlukan waktu yang cukup lama, oleh karena itu diperlukan waktu yang dibutuhkan selama semalam. prinsip penyamakan nabati dimulai dengan bahan penyamak (mimosa) yang bermolekul kecil dan daya ikat kecil, sehingga penetrasi kedalam kulit bebas. Kemudian molekul dan daya ikatnya diperbesar didalam kulit dengan cara merubah kepekatan larutan penyamak dan pHnya maka kulit akan tersamak merata dan sempurna. Oleh karena itu penyamakan dimulai dengan zat penyamak nabati yang kepekatan larutannya rendah (pH tinggi) dan diakhiri dengan kepekatan larutan yang tinggi (pH rendah).
Proses tanning dilakukan menggunakan campuran air 100% dan mimosa 10%, kemudian kulit diremas-remas selama 90 menit dan kulit direndam selama semalam.
Netralisasi
Netralisasi bertujuan agar kulit dalam kondisi yang normal (pH normal). Proses netralisasi dilakukan dengan cara mengalirkan air pada seluruh permukaan kulit. Setelah proses netralisasi kulit dibentangkan dan dibiarkan sampai mengering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar